Namun ratusan warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Sleman yang sempat mengungsi akibat peningkatan aktivitas Gunung Merapi telah kembali ke rumahnya masing-masing. Saat ini warga sudah menjalani aktivitas seperti biasa.
"Kondisi saat ini biasa, sudah normal. Pagi ini warga sudah kembali semua. Beraktivitas seperti biasa," kata Dukuh Kalitengah Lor, Suwondo kepada awak media, Kamis (10/3/2022).
Suwondo menuturkan tidak semua warga Kalitengah Lor turun untuk mengungsi malam tadi. Mayoritas warga yang mengungsi adalah kelompok rentan.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan peningkatan aktivitas itu sudah dimulai sejak Rabu (9/3/2022) malam. Kemudian sempat berlangsung hingga Kamis (10/3/2022) dinihari.
Baca Juga:Kronologis Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 2 Km Senin Malam, Waspadai 5 Lokasi Ini
Awan panas guguran Merapi pada periode itu yang pertama tercatat pada tanggal 9 Maret 2022 mulai pukul 23.18 WIB. Lalu disusul dengan lima kali luncuran awan panas lagi setelah itu.
"Awan panas guguran Merapi (APG) tanggal 9 Maret 2022 terjadi pada pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44, 23.53, dan 10 Maret 2022 pukul 00.22 WIB. APG tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 75 mm dan durasi maksimal 570 detik. Jarak luncur kurang lebih 5 km ke arah tenggara. Arah angin ke barat laut," kata Hanik dalam keterangannya, Kamis (10/3/2022).
Disampailan Hanik pada pukul 23.48 WIB Pos Babadan sudah melaporkan terjadi hujan abu. Sebenarnya pada 00.14 WIB intensitas seismik mulai mengecil.
Namun beberapa menit kemudian tepatnya pukul 00.23 WIB seismik kembali meningkat. Beberapa wilayah pun sudah mulai melaporkan terjadi hujan abu seperti Desa Tlogolele, Desa Gantang, Kecamatan Sawangan.
Lalu pada pukul 01.30 WIB aktivitas Merapi sudah melandai kembali. Setelah kejadian rentetan awanpanas guguran tadi, kata Hanik, kegempaan didominasi oleh gempa-gempa guguran.
Baca Juga:Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 2 Kilometer
Walaupun pada Kamis (10/3/2022) dinihari pun Merapi masih tercatat tetap meluncurkan beberapa awan panas. Walaupun dengan jarak luncur yang lebih pendek dari sebelumnya.