Untuk antisipasi hal tersebut terjadi, pihaknya memonitoring distributor minyak curah. Tujuannya, memastikan minyak curah tetap dijual secara curah ke masyarakat.
Antisipasi juga dilakukan Disdag Sleman bekerjasama dengan aparat kepolisian sebagai bagian dari Satgas Pangan. Kaitannya potensi adanya pedagang nakal yang menjual minyak goreng daur ulang.
"Untuk saat ini kami serahkan ke satgas pangan Polres maupun Polda. Kami tidak bisa terlalu masuk banyak, mungkin itu ranahnya pidana," urainya.
Tidak Perlu Panic Buying
Baca Juga:Bersilaturahim ke Ketua Umum MUI, Menko Airlangga Hartanto Sampaikan Hal Ini
Nia mengimbau, masyarakat tidak panic buying dalam menghadapi kelangkaan minyak goreng seperti saat ini.
Pasalnya, lewat pantuan stok yang dilakukan pekan ini, stok minyak goreng di Kabupaten Sleman sekitar 110 ton atau 110.000 liter.
"Kalau dari kebutuhan masyarakat sebetulnya cukup. Asal masyarakat tidak menimbun, tidak panic buying. Artinya, di atas kertas itu cukup memenuhi kebutuhan," ungkapnya.
Sementara khusus untuk stok minyak curah, Disdag Sleman belum bisa memantaunya.
"Karena kemarin dapat info dari pelaku usaha minyak curah, sampai Senin kemarin (14/3/2022) mereka tidak dapat barang [minyak goreng]. Asumsinya, barang yang ada sangat terbatas, bahkan bisa jadi hanya di level pasar," terangnya.
Baca Juga:Dibanding Airlangga Hartanto, Pengamat Sarankan Golkar Dorong Luhut Panjaitan sebagai Cawapres 2024
Dalam hitungan Disdag Sleman, kebutuhan per kapita minyak goreng di rumah tangga se-Kabupaten Sleman mencapai 109 ton atau 109.000 liter selama satu bulan.