SuaraJogja.id - Harga minyak goreng (migor) mendekati masa lebaran tak kunjung turun. Sejumlah warga mulai mengeluh dan berharap pemerintah segera menurunkan harga migor.
Seorang warga dan juga pedagang makanan ringan di Kampung Code, RT 1/ RW 1, Kelurahan Kotabaru, Kemantren Gondokusuman, Kota Jogja, Dian Lupitasari contohnya. Wanita yang setiap hari berjualan makanan ringan harus memutar otak untuk mendapatkan untung.
"Sekarang minyak mahal, ya memang ada di pasaran, hanya saja kalau mahal kita juga yang sulit," kata Dian di sela pembagian migor dan sembako bersama Lions Club Jogja Roro Jonggrang di Kampung Code, Jumat (29/4/2022).
Ia mengatakan, makanan ringan yang biasa dijual di sekitar tempat tinggalnya harus diperkecil. Kalau tidak, ia kesulitan untuk mendapat laba, bahkan naiknya harga minyak goreng kemasan mengurangi pendapatannya.
Baca Juga:Minyak Goreng Curah Mahal, PKS Minta Pemerintah Tak Loyo Tindak Produsen Nakal
"Ya mau tidak mau harus dibuat lebih kecil, porsinya berkurang. Tapi naiknya harga minyak tetap kita beli saja, daripada tidak ada penghasilan untuk membuat makanan," terang dia.
Selain untuk berjualan, kebutuhan minyak goreng juga untuk santapan makan sehari-harinya. Sehingga kebutuhan minyak goreng untuk Dian, dua kali lebih banyak.
Dian berharap, setelah lebaran nanti harga minyak goreng, terutama yang kemasan, bisa segera turun.
"Sekarang 1 liternya Rp25-26 ribu, harga itu terbilang cukup mahal untuk kondisi ekonomi kami. Harapannya usai lebaran minyak goreng bisa lebih murah," kata Dian yang tinggal di pinggiran Kali Code itu.
Dalam pembagian minyak goreng yang ia terima, hal itu sedikit membantunya. Tak hanya migor, Dian juga mendapat sembako untuk keperluan lebaran nanti.
Baca Juga:PT SKK Bantah Tudingan Mafia Impor dari Oknum Bea Cukai
"Alhamdulilah dapat sembako dan minyak goreng. Setidaknya meringankan kebutuhan kami sampai lebaran nanti," ujar dia.
Terpisah, Project Officer Lions Club Jogja Roro Jonggrang, Athan Siahaan, mengatakan pembagian sembako dan minyak goreng itu merupakan aksi kemanusiaan.
"Kita tahu beberapa bulan terakhir ini minyak goreng sangat mahal. Dengan bantuan ini setidaknya meringankan teman-teman kita yang masih berada di garis kemiskinan," katanya.
Terdapat 65 kepala keluarga yang diberikan sembako. Masih di momen Ramadhan, warga juga mendapat takjil untuk berbuka puasa bersama.
"Kita berharap misi kemanusiaan ini tak berhenti di sini. Ke depan kelompok masyarakat termasuk pemerintah bisa memperhatikan lingkungan di sini. Jadi mereka juga berhak menikmati dengan apa yang biasa kita nikmati," katanya.