"Kami sudah bilang di tengah laga bahwa full-back Liverpool (utamanya TAA) kurang agresif karena mereka mewaspadai serangan balik Madrid. Oleh sebab itu, winger Liverpool acap sendirian di depan dan itu membuat Madrid mudah melakukan overload untuk mengambil alih bola,"ungkap akun twitter @theflankerID.
"Perlu diingat juga bahwa gol Vinicius tercipta setelah Madrid memulai serangan dari sisi tepi & unggul duel [atau berhasil lolos] dari Liverpool. Nah, gol ini terjadi berkat kejelian Ancelotti. Sebuah adjusment kecil ketika ia melihat lawan lakukan perubahan. Apa itu?" Imbuhnya.
"Full-back Liverpool yang mulai agresif. Ini. Ini mulai kelihatan di babak kedua. Di babak pertama, misalnya, TAA cuma lepasin 1 umpan kunci, sedangkan di babak 2 ada 2. Inilah yang dilihat Ancelotti. Ia melihat agresifnya full-back Liverpool sebagai peluang buat nyerang balik," tambahnya.
"Melihat itu, Ancelotti menginstruksikan Valverde untuk bisa stay di depan. Jadinya sayap gantung Madrid gak cuma di sisi kiri aja lewat Vini, tapi juga di sisi kanan. Dari situasi 2 sayap gantung inilah gol Madrid berasal. Mereka dapat situasi 3 vs 3 ketika gol tercipta," ungkap @theflankerID.
Baca Juga:Usai Angkat Trofi Liga Champions, Luka Modric dan Toni Kroos Umumkan Bertahan di Real Madrid
Apa yang diinstruksikan oleh Ancelotti seolah-olah dia paham jika Liverpool amat buruk dalam transisi menyerang ke bertahan. Selain itu, Real Madrid juga sangat terbantu atas penampilan gemilang penjaga gawang Thibaut Courtois yang beberapakali mematahkan peluang dan tembakan yang dilakukan oleh anak asuh Jurgen Klopp.
Dalam pertandingan tersebut sebenarnya peluang yang diciptakan Liverpool sangatlah besar dan menyentuh angka 2,14. Melihat banyaknya peluang namun tidak membuahkan gol, Liverpool bisa dikatakan tidak beruntung. Namun dibalik ketidakberuntungannya, terdapat taktik Ancelotti dengan segala detail-detail kecil di dalamnya. Salah satunya yakni meminimalisir lawan untuk tidak berbuat lebih banyak dalam pertandingan tersebut.
"Liverpool memang mendominasi penguasaan bola, tapi yang sejatinya mengontrol laga final tadi adalah Real Madrid. Sebab, dalam banyak kesempatan, mereka berhasil mengarahkan laga ke arah yang mereka mau. Courtois kemudian datang untuk menyempurnakan. Paripurna tugas Ancelotti," tulis akun Twitter @theflankerID.
Kontributor : Moh. Afaf El Kurnia
Baca Juga:Marcelo Umumkan Juara Liga Champions 2021-22 Menjadi Trofi Terakhirnya Bersama Real Madrid