SuaraJogja.id - Sebagai momen penting dalam hidup, prosesi pernikahan tak afdol kiranya bila tak diabadikan baik lewat video ataupun potret. Namun bagaimana jadinya bila sesi pemotretan pengantin tetiba dihalangi ras terkuat di bumi.
Kejadian tak terduga tersebut seperti diunggah oleh akun Instagram @heaven.pic. Dalam video yang diunggah, seorang fotografer menjelaskan kalau dirinya mengalami pengalaman horor ketika memotret momen pernikahan.
Pengalaman horor ini terjadi karena fotografer didatangi oleh ras terkuat di Bumi. Maksudnya adalah didatangi oleh ibu-ibu.
Ceritanya ia bersama fotografer lainnya sedang mengambil foto untuk sepasang pengantin.
Baca Juga:Tampil Kece Naik Kuda, Sesi Pemotretan Beyonce untuk Cover British Vogue Disorot
Lalu ketika sesi foto belum berakhir, datang seorang ibu yang menghalangi lensa kamera. Ternyata ibu tersebut ingin memotret pengantin dengan lebih dekat dan tidak peduli, walaupun ada fotografer yang di belakangnya.
Dengan terpaksa, mereka pun harus menghentikan sejenak sesi foto. Pasalnya meski ada yang mengingatkannya, ibu-ibu tadi tetap fokus memotret pengantin.
“Kejadian horor pas kita motret. Tiba-tiba ada ras terkuat di Bumi,” tulis keterangan di video.
Potret ibu-ibu yang menghalangi fotografer memotret ini, mendapatkan banyak respon dari warganet. Mayoritas dari warganet sangat setuju kalau ibu-ibu adalah ras terkuat di planet Bumi.
“Udah deh ngalah dulu paling 10 menit drpd dimakan bulet-bulet,” ucap warganet.
“Abang yang berani colek ibunya. Kuakui keberanianmu bang,” ujar warganet.
“Abis gitu hasil fotonya langsung dikirim ke WA keluarga tampa dipilih2 lagi. Gak peduli itu jelek atau bagus. Mak brek langsung 20++ foto dikirim,” jelas warganet.
“Saya sebagai fotografer amatir, yang kadang ngefoto wedding dadakan, juga sering menjumpai makhluk yang seperti itu, kadang ada yg muda, setengah tua, ada juga bapak2 yg suka pose jempol,” cerita warganet.
Video ibu-ibu yang dianggap sebagai ras terkuat di Bumi itu mendapatkan 43,4 ribu likes dan 291 komentar dari warganet.
Kontributor : Dinar Oktarini