Uni Eropa Konsisten Dukung Ukraina Meski Terdampak Secara Ekonomi

Para diplomat EU memperkirakan Kuleba akan memohon lebih banyak sanksi dijatuhkan terhadap Rusia.

Galih Priatmojo
Senin, 18 Juli 2022 | 18:57 WIB
Uni Eropa Konsisten Dukung Ukraina Meski Terdampak Secara Ekonomi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyambut Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen (kiri) dan Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell (kanan) di Kiev, Ukraina, Jumat (8/4/2022), sementara serangan Rusia ke Ukraina berlanjut. ANTARA FOTO/Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS/hp/aa

SuaraJogja.id -  Para menteri luar negeri Uni Eropa (EU) menegaskan dukungan militer dan keuangan untuk Ukraina meskipun ada dampak inflasi yang serius terhadap ekonomi EU selama lima bulan sejak invasi Rusia.

Para menlu Uni Eropa kemungkinan akan menyetujui tambahan dana sebesar 500 juta euro (sekitar Rp7,6 triliun) untuk memasok senjata ke Ukraina.

Dengan demikian, total dukungan keamanan yang diberikan kelompok negara Eropa itu  bagi Kiev menjadi dua miliar euro (sekitar Rp30,4 triliun) sejak pasukan Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari 2022.

"Kita harus mendukung Ukraina," kata Wakil Menlu Swedia Robert Rydberg saat dia tiba untuk pertemuan para menlu Uni Eropa, seperti dikutip dari Antara, Senin (18/7/2022).

Baca Juga:Lima Menit Sebelum Isi Kuliah di UII, Twitter Dubes Ukraina Vasyl Hamianin Cuitkan Soal Penembakan Pesawat MH17

"Swedia akan meningkatkan pentingnya menyetujui paket baru dukungan militer untuk Ukraina. Kami juga akan meningkatkan pentingnya terus memperkuat tindakan pembatasan terhadap Rusia," ujar dia.

Menlu Ukraina Dmytro Kuleba akan berbicara kepada 27 menteri Uni Eropa melalui konferensi video dalam pertemuan tersebut.

Para diplomat Uni Eropa memperkirakan Kuleba akan memohon lebih banyak sanksi dijatuhkan terhadap Rusia.

"Kami tidak akan berhenti mendukung Ukraina (atau) menjatuhkan sanksi pada Rusia," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell, yang memimpin pertemuan itu.

Namun setelah enam putaran sanksi Uni Eropa terhadap Rusia, kenaikan harga pangan dan energi di Eropa dan perang yang tidak dapat dimenangkan dengan mudah oleh Ukraina maupun Rusia, Borrell mengatakan semakin sulit untuk mempertahankan unsur mendesak dari isu ini.

Baca Juga:Kunjungi UII, Dubes Ukraina Berharap Invasi Rusia Bisa Dihentikan Dalam Dua Bulan Ini

"Kita harus memiliki kesabaran strategis," kata dia.

Borrell mengharapkan kesepakatan dengan Rusia bisa dicapai minggu ini untuk melanjutkan ekspor biji-bijian Ukraina yang saat ini terblokir.

Menlu Lithuania Gabrielius Landsbergis juga meminta Eropa untuk tetap pada jalurnya.

Ia mengatakan bahwa bahkan ketika pemerintah dan parlemen bersiap untuk reses musim panas, "pasukan Rusia tidak memiliki rencana untuk rehat melakukan serangan lebih lanjut ke Ukraina."

Sanksi negara-negara Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia mencakup embargo minyak, melarang transaksi dengan bank sentral Rusia dan membekukan asetnya, serta menghentikan investasi baru di Rusia.

Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menegaskan kembali tekadnya untuk melanjutkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, meskipun kota-kota Ukraina hancur dan ribuan orang tewas.

Rusia sedang mempersiapkan tahap serangan berikutnya, kata seorang pejabat militer Ukraina pada akhir pekan, setelah Moskow mengatakan pasukannya akan meningkatkan operasi militer di "semua wilayah operasional".

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak