SuaraJogja.id - Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan dengan dukungan dari UNICEF meluncurkan dokumen Strategi Komunikasi Imunisasi Nasional 2022-2025. Hal ini dilakukan dalam rangka menjawab berbagai tantangan terkini dan mendukung upaya pencapaian target imunisasi di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan 1,7 juta anak di Indonesia belum mendapat imunisasi dasar lengkap sepanjang tahun 2019-2021. Secara nasional, hanya enam provinsi yang dapat memenuhi target cakupan imunisasi sebesar 93,6 persen di tahun 2021.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Agus Nurali mengatakan bahwa strategi komunikasi imunisasi terkini menekankan pada prinsip peningkatan permintaan (demand-generation) berdasarkan perspektif orang tua. Selain itu juga pengasuh utama (people-centered) sebagai target sasaran utama imunisasi.
"Strategi komunikasi terbaru akan berkontribusi pada pencapaian target program imunisasi nasional untuk memenuhi target RPJMN 2024 dengan tiga tujuan umum dan 11 tujuan spesifik. Guna mengatasi permasalahan perilaku kunci pada kelompok sasaran," kata Imran saat peluncuran dokumen Strategi Komunikasi Imunisasi Nasional 2022-2025 melalui sambungan Zoom, Selasa (19/7/2022).
Baca Juga:Menag Yaqut Jajal Rompi Penurun Suhu Inovasi Kementerian Kesehatan
Strategi komunikasi nasional ini akan menggunakan 5 pendekatan komunikasi. Dengan juga memanfaatkan berbagai saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan kunci yang sesuai dengan permasalahan pada masing-masing kelompok sasaran.
"Pemanfaatan berbagai kanal dan saluran komunikasi terkini. Termasuk memanfaatkan sosial media, digital dan interaktif akan dilakukan," sambungnya.
Disampaikan Imran, langkah strategis selanjutnya adalah memastikan implementasi Strategi Komunikasi Nasional di tingkat provinsi dan kabupaten kota. Dengan mengadaptasi Strategi Komunikasi Nasional ini berdasarkan prioritas dan kebutuhan program imunisasi di daerahnya masing-masing.
Tidak lupa dengan mengintegrasikannya ke dalam kebijakan dan perencanaan melalui strategi komunikasi dan rencana aksi imunisasi daerah. Difokuskan melalui pendekatan human-centered design yang mengacu pada perspektif orang tua dan pengasuh utama sebagai pelaku utama imunisasi.
"Tentunya ke depan diharapkan setelah launching pada hari ini asistensi teknis secara berjenjang diperlukan. Mudah-mudahan hal ini dapat mempercepat pelaksanaan untuk meningkatkan cakupan imunisasi kita demi anak-anak Kita generasi mendatang," terangnya.
Baca Juga:Kementerian Kesehatan Bakal Terbitkan Regulasi yang Mengatur Riset Ganja Medis
UNICEF Indonesia, Sowmya Kadandale menilai versi yang diperbarui ini menyatukan semua pelajaran dari dekade terakhir. Sehingga perbaruan ini benar-benar merupakan kerjasama yang kuat antara Kemenkes bersama UNICEF.
- 1
- 2