Hari Hepatitis Sedunia, Masayrakat Diingatkan Pentingnya Deteksi Dini

Melalui momentum Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati tiap tanggal 28 Juli, diharapkan semua pihak berkolaborasi untuk mewujudkan generasi bebas hepatitis.

Eleonora PEW
Kamis, 28 Juli 2022 | 15:46 WIB
Hari Hepatitis Sedunia, Masayrakat Diingatkan Pentingnya Deteksi Dini
Ilustrasi Hepatitis Akut. (Elements Envato)

SuaraJogja.id - Di Hari Hepatitis Sedunia ini, Managing Director Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia George Stylianou menjelaskan, deteksi dini penyakit Hepatitis merupakan tindakan yang penting demi mendapatkan pengobatan yang optimal.

"Memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada Kamis (28/7) ini, MSD Indonesia memiliki harapan agar masyarakat sadar pentingnya pemahaman yang tepat pada Hepatitis, deteksi dini, dan akses pengobatannya yang optimal," kata George dalam keterangan pers pada Kamis.

Menurut dia, keterbatasan ekonomi dan sosial dapat menimbulkan ketimpangan dan tantangan bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan optimal dengan kualitas yang tinggi. Namun, akses pengobatan yang optimal dan deteksi dini nantinya memiliki peranan yang besar dalam menurunkan angka penderita Hepatitis C dan risiko penularannya.

Bertepatan dengan Hari Hepatitis Sedunia, Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia menegaskan pentingnya kesadaran terhadap masalah hepatitis di Indonesia dan menjelaskan pentingnya akses pengobatan bagi masyarakat.

Baca Juga:Hepatitis Misterius Intai Anak, Begini Cara Mencegahnya

Dengan tema nasional tahun ini “Mendekatkan Akses Pengobatan Hepatitis karena Hepatitis Tidak dapat Menunggu”, diharapakan adanya peningkatan upaya penanggulangan melalui pencegahan, pengendalian penyakit hepatitis di Indonesia.

Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus dan menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di dunia, termasuk Indonesia.

Virus Hepatitis B dan C ini menyebabkan sekitar 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya. Situasi itu tergambarkan dengan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dimana prevalensi pengidap hepatitis di Indonesia adalah 0,4 persen.

Hepatitis C menjadi salah satu jenis hepatitis prioritas dan sorotan saat ini di Indonesia karena risiko penularannya yang tinggi. Pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis memiliki presentasi risiko tinggi untuk terinfeksi virus Hepatitis C, yaitu sebesar 15,16 persen.

Ironisnya, risiko terinfeksi virus Hepatitis C akan semakin meningkat apabila semakin lama waktu pasien tersebut menjalani hemodialisis. Prevalensi Hepatitis C pada pasien hemodialisis masih tetap tinggi karena pasien tersebut memiliki kecenderungan untuk menularkan virus Hepatitis C ke pasien Hemodialisis lainnya. Hal itu juga dipicu karena pasien hemodialisis dengan Hepatitis C jarang mendapatkan pengobatan yang optimal.

Baca Juga:Hari Hepatitis Sedunia, Berikut 7 Mitos dan Fakta tentang Virus Hepatitis

Melalui momentum Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati tiap tanggal 28 Juli, diharapkan semua pihak baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat berkolaborasi untuk mewujudkan generasi bebas hepatitis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak