Pulihkan Pariwisata, Menparekraf Sandiaga Uno Minta Generasi Muda Tak jadi Kaum Rebahan

Menurut Sandiaga, pariwisata saat ini tidak hanya menjadi bisnis yang dikembangkan secara berkelanjutan.

Galih Priatmojo
Selasa, 13 September 2022 | 14:39 WIB
Pulihkan Pariwisata, Menparekraf Sandiaga Uno Minta Generasi Muda Tak jadi Kaum Rebahan
Menparekraf Sandiaga Uno. [Kontributor / Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Sandiaga Uno mengingatkan generasi muda tidak menjadi kaum rebahan. Sebab peran serta mereka dalam memulihkan pariwisata dan perekonomian Indonesia pasca pandemi COVID=19 sangat dibutuhkan.

"[Generasi muda] jangan jadi kaum rebahan, jadilah agen perubahan. Kita harus dukung pemulihan ekonomi dan sektor pariwisata indonesia," ungkap Sandiaga dalam webinar seminar nasional "Pariwisata Sebagai Ilmu dan Bisnis Berkelanjutan", Selasa (13/09/2022).

Menurut Sandiaga, pariwisata saat ini tidak hanya menjadi bisnis yang dikembangkan secara berkelanjutan. Namun sektor ini juga menjadi keilmuan yang bisa dipelajari secara luas oleh banyak pihak.

Ilmu Pariwisata yang dipelajari pun mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terjun di sektor ini. Terlebih pasca pandemi, beragam kolaborasi dan inovasi sangat diperlukan dalam rangka memulihkan pariwisata Indonesia.

Baca Juga:Menparekraf Sandiaga Uno Sebut Kenaikan BBM Jadi Pukulan Telak Bagi Industri Pariwisata

"Inovasi dan kolaborasi dalam mengembangan pariwisata sebagai ilmu dan bisnis yang berkelanjutan demi kemajuan SDM yang unggul," tandasnya.

Kemenparekraf sendiri dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI sudah mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp4 triliun di RAPBN 2023. Tambahan anggaran tersebut untuk mempercepat pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif dari dampak pandemi COVID-19

Anggaran tersebut akan dikelola Kemenparekraf dalam  memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Selain itu untuk pemulihan, kebangkitan ekonomi, penciptaan lapangan kerja.

Sementara Ketua Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (Hildiktipari) DIY, Suhendroyono mengungkapkan SDM di bidang pariwisata seringkali hanya dianggap sebagai tukang. Mereka bahkan tidak dianggap memiliki kompetensi sehingga kinerjanya sering tak dihargai potensinya.

"Padahal pariwisata sejak 2008 lalu sudah menjadi keilmuan. Bahkan L2Dikti sudah mengijinkan pembukaan Strata 3 untuk pariwisata," tandasnya.

Baca Juga:Dinas Pariwisata Sumut Perkenalkan Aplikasi "Disumut Aja", Ini Manfaatnya Buat Wisatawan

Karena itu, lanjut Ketua Stipram tersebut, pariwisata harus membuktikan pada dunia indutri kalau tidak hanya merupakan pendidikan vokasi. Namun juga merupakan keilmuan yang bisa dipisahkan.

Melalui keilmuan di bidang pariwisata, SDM yang dimiliki bangsa ini diharapkan mampu berperan secara optimal dalam memajukan sektor ini. Kompetensi mereka pun dihargai tak melulu sebagai tukang.

"Dengan demikian pariwisata yang menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia, termasuk DIY bisa pulih lebih cepat," ungkapnya.

Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Nizam mengungkapkan pendidikan vokasi hingga S3 di Indonesia masih jauh tertinggal dari negara tetangga Asia lainnya. Akhirnya terjadi gap di sektor SDM pendidikan tinggi, termasuk dalam inovasi.

"Karenanya mahasiswa menjadi kunci memastikan akselerasi pertumbuhan ekonomi indonesia seperti yang diharapkan melalui inovasi SDM dengan terobosan kebijakan dan kerja keras pendidikan tinggi," imbuhnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak