SuaraJogja.id - Rapper asal Jogja, Marzuki Mohammad alias Kill the DJ, ikut menyoroti tayangan Mata Najwa yang memicu polemik karena representasi Aremania dengan sosok Dadang. Ia menyebut integritas suporter di tingkat grass-root (akar rumput) sesungguhnya melebihi dari semua klaim atau pemberitaan.
"Saya tadi nonton @MataNajwa live di youtube dan lebih memperhatikan komen; Banyak yang gak puas pernyataan pak Mahfud, tapi pada akhirnya lebih banyak yang mempertanyakan Dadang sebagai representasi Aremania," tulis Marzuki di akun Twitter @killthedj, Kamis malam (6/9).
Marzuki juga menyampaikan bahwa dirinya lebih mempercayai Mata Najwa daripada jurnalisme podcast. "Tapi bagaimanapun, untuk urusan publik, aku tetap orang yang lebih percaya @MataNajwa daripada jurnalisme podcast," tulisnya.
Ia pun menutup cuitannya dengan menyebut integritas suporter di tingkat akar rumput melebihi segala klaim atau pemberitaan. "Yang aku ingin lebih percaya & sangat mengharapkan, integritas suporter di tingkat grass-root sesungguhnya lebih dari semua claim/pemberitaan.Salam hormat. Sasaji," tulisnya.
Baca Juga:Cerita Kelpin Dijemput Intel Polisi Setelah Unggah Video Tragedi Kanjuruhan di Pintu 13
Warganet ikut berkomentar terhadap cuitan Marzuki tersebut dengan menganggap Dadang bukan perwakilan suara Aremania. "Dadang bukan mayoritas suara aremania, bahkan di malang pun dadang sedang di bully karena bersebrangan dengan aremania," tulis warganet.
"Aremania banyak yang gak sependapat dengan dadang apalagi suporter klub lain," ungkap warganet lainnya.
Ada juga yang menduga Mata Najwa salah memilih narasumber. "Mohon maaf warga Indonesia.Tim Mata Najwa salah milih narsum. Hampir seluruh pernyataannya berseberangan dg mayoritas Arema. Dia juga bukan pentolan suporter... Bahkan wong malang dewe ya podo endak kenal Dadan..Sing penting Damai untuk kita semua lur," tulisnya.
Warganet lainnya mengucapkan permintaan maafnya mewakili arek Malang karena pernyataan Dadang. "Saya mewakili arek" Malang. Mohon maaf yang sebesar besarnya atas pernyataan Dadang. Kami sendiri sebagai warga malang kecewa, kami sangat mendukung perdamaian. Mari fokus tujuan awal kita #UsutTuntas kasus ini. Salam Satu Jiwa," kicau dia.
Sementara itu, aktor asal Malang Bayu Skak juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pernyataan Dadang, selaku narasumber perwakilan dari suporter Arema dalam dialog Mata Najwa. Bayu merasa ada yang tidak tepat dengan pernyataan Dadang, yang seolah menutup pintu perdamaian dua kelompok suporter--Bonek Persebaya dan Aremania.
Baca Juga:Peran Fatal Tiga Polisi Tersangka Tragedi Kanjuruhan yang Picu 131 Korban Tewas
"Sak umur-umur ket iki aku isin dadi wong Malang. Gara-gara lambene dadang (Seumur-umur baru kali ini aku malu jadi orang Malang karena mulutnya Dadang)," tulis Bayu Skak dalam akun Twitter-nya, @moektito, Jumat (7/10/2022).
Dalam sebuah potongan video di media sosial, Dadang menjawab Andi Peci, perwakilan dari Persebaya yang ingin berkunjung ke Malang dengan dua tujuan: mengucapkan belasungkawa dan bersama-sama menjadi satu gerakan untuk mengusut tuntas. "Hanya itu saja sebenarnya," kata Andi Peci.
Dadang pun merespons, "Tanpa mengurangi rasa hormat, panjenengan semua dan teman-teman Bonek. Kalau pertandingannya tidak melawan Persebaya, kami persilakan saja, tapi ini kan melawan Persebaya, kami ingin nantinya ada friksi yang tidak-tidak di tingkat grassroot."
Namun, di akhir dialog, Dadang mengklarifikasi tidak menolak kedatangan Bonek ke Malang.
"Saya pengin klarifikasi tidak ada penolakan teman-teman Bonek ke Malang. Teman-teman Green Nord sudah ke Kanjuruhan meskipun tanpa izin. Permasalahan lain-lainnya, tolong kami masih berduka. Biarkan kami melewati masa duka ini sampai 40 hari, setelahnya baru kita komunikasi. Masalah yang kami tolak bukan masalah kehadiran, tapi masalah usut tuntas. Kami biarkan kami Aremania yang bekerja, tanpa mengurangi rasa hormat," tutur Dadang.
Kontributor : Ismoyo Sedjati