Kegempaan Masih Cukup Tinggi, Begini Perkembangan Aktivitas Gunung Merapi di Pekan Pertama November 2022

Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan G. Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 36 mm/jam selama 20 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 3 November 2022.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 05 November 2022 | 17:25 WIB
Kegempaan Masih Cukup Tinggi, Begini Perkembangan Aktivitas Gunung Merapi di Pekan Pertama November 2022
Kondisi puncak gunung merapi saat mengeluarkan lava pijar beberapa waktu lalu. [Dok Instagram BPPTKG]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) beberapa guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 28 Oktober - 3 November 2022. Dalam sepekan terakhir tersebut tercatat munculnya visual hingga suara guguran lava.

"Pada minggu ini guguran lava teramati 1 kali ke arah barat (hulu Kali Sat) dengan jarak luncur 1.200 meter. Suara guguran terdengar 1 kali dari Pos Babadan dengan intensitas sedang," kata Agus dalam keterangannya, Sabtu (5/11/2022).

Disampaikan Agus, tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan dari kubah barat daya maupun kubah tengah. Volume kedua kubah tersebut masih terhitung tetap.

Baca Juga:Oknum Notaris di Singaraja Ditahan di Polsek Seririt

Berdasarkan analisis yang dilakukan, volume kubah lava barat daya sebesar 1.626.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.772.000 meter kubik.

Kendati demikian, Agus menuturkan intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Terutama untuk kegempaan guguran dan vulkanik dalam.

BPPTKG mencatat dalm sepekan terakhir ini kegempaan Gunung Merapi di antaranya tercatat 271 kali gempa Vulkanik Dalam (VTA), 1 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 50 kali gempa Fase Banyak (MP), 277 kali gempa Guguran (RF), 8 kali gempa Hembusan (DG), dan 6 kali gempa Tektonik (TT).

"Terkait dengan deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan," ucapnya.

Pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan G. Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 36 mm/jam selama 20 menit di Pos Kaliurang pada tanggal 3 November 2022.

Baca Juga:Hari Pahlawan 10 November 2022: Sejarah, Logo, Tema Perayaan, dan Ucapan

"Namun tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," tandasnya.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu. 

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini