Ekonomi Indonesia berangsur membaik pascameletus peristiwa 1965 yang disusul dengan pergantian tampuk kepemimpinan dari Soekarno ke Soeharto.
Di masa awal kepemimpinan Soeharto, laju inflasi mulai melambat seiring kebijakan politiknya untuk bergabung kembali dengan PBB hingga mendapat bantuan dari IMF.
Pada periode 1970-1980 ekonomi Indonesia kembali ke level positif. Selain faktor hubungan internasional yang membaik, hal lain yang mendorong selamatnya Indonesia dari resesi yakni kenaikan harga minyak dunia yang ikut mendongkrak perekonomian di dalam negeri.
Resesi 1997-1998
Baca Juga:Takut Ancaman Resesi Ekonomi 2023? Begini 5 Skenario Tepat Menghadapinya
Setelah sempat pulih, 18 tahun berselang, Indonesia kembali terjerembab ke jurang resesi, tepatnya ketika terjadi krisis finansial Asia pada periode 1997-1998.
Krisis finansial yang terjadi membuat nilai tukar rupia anjlok dari Rp2500 menjadi Rp16.900 per dollar AS.
Sedangkan inflasi meroket hingga 80 persen pada 1998 yang memicu kenaikan harga barang secara signifikan.
Krisis di masa itupun harus dibayar mahal. Situasi yang serba tak menentu membuat kepercayaan publik terhadap pemerintah menurun hingga menimbulkan demo besar-besaran lalu berujung pada lengsernya Soeharto dari kekuasaannya.
Momen krisis yang menimpa Indonesia tersebut tercatat sebagai krisis terparah di Asia Tenggara.
Indonesia membutuhkan waktu 10 tahun untuk bisa pulih dari dampak krisis di tahun 1997-1998. Pertumbuhan ekonomi kembali stabil di angka 6,1 persen pada tahun 2007.