Klitih Bukan Budaya Jogja, Arif: Ia Adalah Sejarah Kekerasan yang Terulang

kejahatan klitih terus berulang terjadi di kawasan Jogja dan sekitarnya

Galih Priatmojo
Jum'at, 25 November 2022 | 07:00 WIB
Klitih Bukan Budaya Jogja, Arif: Ia Adalah Sejarah Kekerasan yang Terulang
Ilustrasi klitih (Suara.com/Iqbal Asaputro)

Pelaku kejahatan jalanan usia remaja ini juga memiliki struktur sosial dalam geng mereka. Misalnya saja pertama, geng pelaku murni beranggotakan kakak kelas, ketua, wakil ketua dan anggota. Kedua, Geng pelajar plus: ada anggota, kakak kelas, alumni. 

"Alumni ini mereka berperan brain washer, memberikan pengertian yang salah bagi anggota mengenai solidaritas yang salah. Yaitu solidaritas saat melakukan kejahatan jalanan," ungkap dia.

Ketiga, ada yang disebut geng pelajar plus-plus. Keanggotaannya terdiri dari kakak kelas, anggota, alumni dan pihak eksternal di dalamnya. Eksternal yang dimaksud adalah preman atau orang di luar geng, namun berperan dalam tindakan geng mereka.

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga:Diduga Pelaku Klitih, 2 Remaja Digelandang ke Mapolsek Ngaglik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak