SuaraJogja.id - Progres pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara sudah mencapai 14 persen. Sejumlah pembangunan infrastruktur fisik disebut bahkan sudah mencapai 100 persen.
Hal ini disampaikan langsung Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis Hidayat. Ia merinci bahwa progres pekerjaan pembangunan IKN berkisar antara 12-14 persen.
"Progres sekitar 12-14 persen. Jadi begini, ada yang udah 100 persen, misalnya jalan logistik ada yang sudah 100 persen, bendungan itu sekitar 83 persen, jalan tol ada yang baru 2 persen, ada yang 6 persen, ada yang 3 persen," kata Danis ditemui awak media usai acara FGD 'Isu Strategis dan Kebijakan Penyelenggaraan Pembangunan IKN' di UC Hotel UGM, Jumat (27/1/2023).
"Secara rata-rata antara 12-14 persen juga dengan pekerjaan-pekerjaan lain, yang mobilisasi yang pekerjaan tanah, dan sebagainya itu sudah sekitar itu," imbuhnya.
Danis memastikan bahwa capaian progres pembangunan IKN itu masih berjalan pada tahapan yang tepat atau on the track. Namun memang terkait dengan target, pihaknya mengaku tak ada target tahunan untuk pembangunan IKN Nusantara ini.
Kendati demikian target ke depan adalah IKN Nusantara yang diupayakan dapat digunakan untuk upacara kemerdekaan pada 17 Agustus 2024 mendatang.
"Begini, kita targetnya enggak tahunan, kita targetnya adalah di semester 2 tahun 2024 fungsional. Terutama yaitu target untuk melaksanakan upacara 17 Agustus. Jadi kawasan istana dan sebagainya. Nah ini yang sedang kita upayakan di 2024," terangnya.
Senada, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menambahkan bahwa pembangunan IKN Nusantara tahun ini dianggarkan sebesar Rp24 triliun. Dengan berbagai macam pekerjaan mulai dari cipta karya, air, jalan hingga perumahan.
"2023 ini Rp24 triliun untuk IKN. (Progres) sekitar 14 persen sekarang progres fisiknya secara keseluruhan. Jadi land development, jalan logistik, jalan tol, hunian, kantor, progresnya 14 persen," ucap Basuki.
Baca Juga:29 Proyek IKN Bakal Dibangun, Pemerintah Gelontorkan Rp 23,7 Triliun