SuaraJogja.id - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan tingkat okupansi atau keterisian hotel di wilayahnya masih cukup baik hingga saat ini. Padahal, seharusnya bulan ini sudah memasuki masa low season.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranawa Eryana mengungkapkan hal itu disebabkan oleh sejumlah acara yang digelar di Yogyakarta. Sebut saja ASEAN Tourism Forum (ATF) yang diselenggarakan pada awal bulan kemarin selama beberapa hari.
Belum lagi dengan beberapa agenda Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) yang akan dilaksanakan juga dalam bulan ini. Termasuk dengan Rakernas PHRI serta musim liburan yang masih berlanjut.
"Iya makanya yang harusnya Februari ini low season ternyata juga masih ada yang masuk. Ya ini mungkin kebangkitan pariwisata di DIY," kata Deddy, Selasa (7/2/2023).
Baca Juga:Setahun PKL Pindah ke Teras Malioboro, Sultan Minta Pedagang Tingkatkan Kualitas
Disampaikan Deddy, okupansi hingga saat ini masih mencapai 80 persen. Bersumber dari berbagai event yang digelar di Yogyakarta sejak awal bulan kemarin.
"Kita melihat data itu sekitar 80 persen. Tapi bukan hanya sumber Rakernas (PHRI) tapi ada event-event yang lain dan ini liburan sekolah masih juga ya," terangnya.
Menurutnya ATF sendiri memberikan dampak yang besar bagi okupansi hotel di Yogyakarta. Ia berharap ke depan situasi tersebut masih akan berlanjut.
"Jadi ini menunjukkan salah satunya Jogja yang istimewa ini betul-betul istimewa menjadi tujuan wisata wisatawan nusantara bahkan internasional. Kemarin ATF itu juga memberi dampak luar biasa, apalagi rangkaiannya kan beturut-turut ini," ujarnya.
Terkait rakernas, kata Deddy, akan diselenggarakan pada 7-9 Februari 2023 dengan mengumpulkan pengurus PHRI se-Indonesia. Ia memperkirakan ada sekitar 300an peserta dari 34 provinsi yang hadir dan masih ditambah dengan peninjau dari masing-masing daerah.
Baca Juga:New York Jadi Tempat Koneksi dan Pasar Pelaku Industri Fesyen Indonesia