Ancaman Bencana Kelaparan Mengintai, Ini Masukan Pakar Pertanian UGM

jumlah produksi pangan harus diupayakan setidaknya dua kali lipat dibandingkan dengan produksi pangan saat ini. Hal itu untuk menghindari bencana kelaparan pada tahun 2050.

Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Kamis, 16 Maret 2023 | 21:03 WIB
Ancaman Bencana Kelaparan Mengintai, Ini Masukan Pakar Pertanian UGM
Ilustrasi Kelaparan (Pexels.com/namo deet)

SuaraJogja.id - Produksi pangan nasional dihadapkan pada tantangan besar. Kenaikan signifikan populasi peduduk tidak dibarengi dengan produksi pangan yang juga meningkat. 

Di satu sisi, upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi pangan juga terkendala berbagai persoalan. Terutama terkait persoalan pelemahan daya dukung lingkungan.


Padahal, jumlah produksi pangan harus diupayakan setidaknya dua kali lipat dibandingkan dengan produksi pangan saat ini. Hal itu untuk menghindari bencana kelaparan pada tahun 2050. 


Strategi pengembangan intensifikasi pertanian dan pengembangan material genetik baru untuk tanaman pangan dinilai dapat menjadi terobosan untuk mengatasi ancaman bencana kelaparan tersebut.

Baca Juga:Pakar dari Unsoed Ingatkan Dampak El Nino : Satu Diantaranya ke Sektor Pertanian


Dosen Pemulia Tanaman, Fakultas Pertanian UGM, Taryono menuturkan setidaknya ada dua skenario peningkatan produksi pangan. Perluasan areal tanam atau ekstensifikasi dan optimalisasi operasional produksi atau intensifikasi. 


Namun skenario ekstensifikasi pada beberapa tahun ke depan bukan tanpa kendala. Mengingat dari penguasaan lahan per petani yang terus menyempit. 


Ia menyebutkan pada tahun 1960, rerata penguasaan lahan per petani yaitu 5 ribu meter persegi. Sedangkan pada tahun 2020 lalu saja penguasaan lahan per petani sudah menurun signifikan menjadi 2 ribu meter persegi.


Menyiasati kondisi tersebut, Taryono menyebut pengembangan material genetik baru untuk jenis tanaman pangan perlu mulai dilakukan. Dalam rangka mewujudkan peningkatan produksi pangan melalui skenario intensifikasi. 


"Program pengembangan material genetik baru merupakan terobosan utama untuk memecah kebuntuan dalam skenario peningkatan produksi pangan," kata Taryono dalam Webinar Nasional dengan tema Sumber Daya Genetik untuk Produksi Pangan Berkelanjutan: Studi Kasus Pengembangan Padi Seri Gamagora, Kamis (16/3/2023).

Baca Juga:Pemerintah dan Swasta Dukung Masa Depan Pertanian Berkelanjutan Demi Ketahanan Pangan


Kepala Pusat Inovasi Agrotenologi (PIAT) UGM itu mengatakan bahwa diperlukan percepatan pemanfaatan sumber daya genetik Indonesia. Agar dapat mewujudkan material genetik baru tanaman pangan yang lebih produktif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak