Ratusan Guru di DIY Diterima jadi ASN, Muhammadiyah Protes ke Pemerintah

ada lebih dari 200 guru di sekolah-sekolah Muhammadiyah yang direkrut pemerintah menjadi P3K.

Galih Priatmojo
Senin, 15 Mei 2023 | 11:06 WIB
Ratusan Guru di DIY Diterima jadi ASN, Muhammadiyah Protes ke Pemerintah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir (kanan) menyampaikan tentang guru Muhammadiyah yang diterima ASN di Yogyakarta, Minggu (14/05/2023). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Kebijakan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) yang digulirkan pemerintah diprotes warga Muhammadiyah. Sebab program yang digulirkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK yang merekrut guru-guru swasta menjadi  Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut dinilai merugikan organisasi masyarakat (ormas) tersebut.

Sebut saja di DIY, berdasarkan data Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, ada lebih dari 200 guru di sekolah-sekolah Muhammadiyah yang direkrut pemerintah menjadi P3K. Mereka merupakan guru-guru terbaik di ormas tersebut yang selama ini mendidik siswa di berbagai sekolah swasta. 

"Ada program p3k yang bagi swasta ada masalah. Bukan kita tidak siap tapi kan kita punya pandangan pendidikan kan tidak mengenal fragmentasi," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir di UAD, Yogyakarta, Minggu (14/05/2023).

Dalam sejarah sebelum NKRI terbentuk, menurut Haedar, Muhammadiyah dalam gerakannya sudah berkiprah di bidang pendidikan. Bahkan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi bangsa ini melalui didikan para guru di sekolah-sekolah Muhammadiyah.

Baca Juga:Haedar Nashir: Polisi Akan Ungkap Motif Penembakan di Kantor MUI

Karenanya desain kebijakan negara di bidang pendidikan mestinya tidak linier. Demi mendapatkan guru-guru bagi sekolah negeri, pemerintah membuka program P3K yang akhirnya justru merugikan sekolah-sekolah swasta.

"Desain kebijakan negara di bidang pendidikan mestinya tidak linier, tidak bersikap fragmentasi memisah-misahkan atau terutama membelah antara negeri dan swasta," ungkapnya.

Dengan banyaknya guru yang pergi dari Muhammadiyah untuk menjadi ASN, lanjut Haedar, maka Muhammadiyah harus kerja keras menghasilkan SDM-SDM guru di sekolah-sekolah yang kekurangan guru.

Diantaranya melalui program sinergi antara lembaga pendidikan di bawah Muhammadiyah. Sekolah Muhammadiyah yang sudah maju dalam sektor pendidikan diminta membantu sekolah-sekolah lain yang masih menengah dan dibawah kualitasnya.

"Insya allah Muhammadiyah bisa kesitu karena kuncinya kemajuan pendidikan di guru dan riset," tandasnya.

Baca Juga:Muhammadiyah Pastikan Lebaran Besok, Haedar Minta Umat Islam Mengedepankan Toleransi

Haedar berharap, pemerintah bisa mengubah regulasi, terutama dalam mencari SDM tenaga pendidik. Ke depan regulasi pemerintah mestinya bisa integratif dan holistik alih-alih membelah antar sekolah negeri dan swasta karena hal itu justru akan merugikan Indonesia kedepannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak