Ia pun mengisahkan mulai dari naik bus, kereta, ikut truk sudah pernah ia lakukan untuk hadir di stadion ketika skuad Garuda muda berlaga. Bahkan dia pernah rela naik kapal untuk menyaksikan Timnas Indonesia di Balikpapan karena untuk membeli tiket pesawat masih mahal.
"Pokoknya di manapun berlaga, asal di Indonesia saya berusaha untuk hadir di stadion menyaksikan secara langsung," terang dia.
Sebelum pandemi Covid-19, biaya memang tidak pernah menjadi kendala karena memang dirinya termasuk salah satu pengusaha sukses di Gedangsari.
Dia memiliki minimarket cukup besar di lingkungan tempat tinggalnya. Namun sejak Pandemi Covid-19, minimarketnya gulung tikar karena minimnya transaksi.
Baca Juga:Kepincut Pratama Arhan, Pelatih Asal Portugal Singgung Nama Roberto Carlos
Namun ketika mendengar Argentina akan berlaga di SUGBK melawan Indonesia maka keinginan untuk menyaksikannya secara langsung itu muncul. Hingga akhirnya dia pusing memikirkan uang untuk beli tiket termasuk ongkos ke GUBK.
"Terus saya kepikiran untuk jual jenset. Saya izin ke istri dan istri saya tidak menolaknya. Istri saya tahu kalau saya gila timnas," terang dia.
Diapun menawarkan jenset tersebut diam-diam kepada koleganya. Hingga akhirnya ada rekannya yang berasal dari Klaten bersedia membayar jenset tersebut seharga Rp5 juta. Rupanya pengurus masjid di depan rumahnya mengetahui jika jensetnya dijual ke warga Klaten.
Para pengurus masjid akhirnya tidak rela jenset tersebut jatuh ke tangan warga Klaten. Para pengurus masjid menginginkan agar jenset tersebut mereka beli karena di masa jaya, Katon selalu ringan tangan ketika harus membiayai kegiatan masjid.
"Saya memang secara rutin setiap bulan membayar biaya listrik yang harus dikeluarkan oleh masjid," tambahnya.
Akhirnya rekannya asal Klaten itu mengirim kembali jenset yang telah dibelinya. Dan takmir masjid kemudian mentransfer balik uang pembelian jenset tersebut. Katon pun punya uang untuk ke Jakarta menyaksikan tim idolanya bertarung.