6 Fakta Bentrokan Massa di Muntilan Magelang, Motor Dibakar hingga Kemacetan Meluas ke Jogja

Kapolresta Magelang menyatakan setelah bentrok tersebut pecah, pihaknya bersama bupati dan jajaran Forkopimda memanggil perwakilan kedua massa.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 16 Oktober 2023 | 09:05 WIB
6 Fakta Bentrokan Massa di Muntilan Magelang, Motor Dibakar hingga Kemacetan Meluas ke Jogja
Salah satu bangkai sepeda motor yang menjadi korban perusakan dalam bentrok dua kelompok di Muntilan, Kabupaten Magelang. [ANTARA/HO-Polresta Magelang]

SuaraJogja.id - Bentrokan massa yang diduga terjadi antar dua ormas besar di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah masih menjadi sorotan hingga Senin (16/10/2023). Pecahnya keributan massa tersebut, sampai-sampai membuat jalur perbatasan Magelang-Jogja (Sleman) macet total.

Berikut enam fakta bentrokan antar massa di Muntilan yang dirangkum Suarajogja.id:

Diduga Laskar PDIP dan GPK PPP

Bentrok antar dua ormas yang terjadi di Muntilan, Minggu (15/10/2023) itu diduga dari Laskar PDIP dan GPK PPP. Keduanya memang kerap bergesekan, meskipun dalam koalisi partai mereka mendukung dan bergabung dalam pandangan politik yang sama.

Baca Juga:Prihatin Bentrokan Massa PDIP vs GPK, Bupati Magelang Ucapkan Permintaan Maaf ke Masyarakat

Kendati begitu, polisi masih melakukan penyelidikan apakah memang ormas-ormas itu memicu bentrok hingga meluas ke perbatasan Jogja, yang berada di Kapanewon Tempel, Kabupatan Sleman.

Bermula dari Konvoi

Sejak Minggu siang, beberapa kegiatan massa dari Laskar PDIP di Magelang memang sudah berjalan. Awalnya beberapa konvoi terlihat bergerak di sepanjang jalan utama kabupaten tersebut.

Salah satu saksi mata, Valendra yang dihubungi Suarajogja.id, Minggu (15/10/2023) mengatakan bahwa ia sudah mendengar aktivitas massa yang berkonvoi di wilayah tersebut.

"Kemarin mau pulang ke Jogja mampir dulu ke rumah saudara di Magelang. Awalnya bingung kok ramai banget sampai macet begini, tahunya sejak siang sampe sore itu ada konvoi, tahu-tahu ada bentrokan itu," kata Valendra.

Baca Juga:Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa dalam Bentrokan Massa PDIP vs GPK di Magelang

Potret bentrok dua kelompok ormas yang diduga dari Laskar PDIP dan GPK PPP di Muntilan, Kabupaten Magelang, Jateng, Minggu (15/10/2023). (Twitter/@titiknol_jogja)
Potret bentrok dua kelompok ormas yang diduga dari Laskar PDIP dan GPK PPP di Muntilan, Kabupaten Magelang, Jateng, Minggu (15/10/2023). (Twitter/@titiknol_jogja)

Motor dan Rumah Warga Dirusak

Akibat singgungan antar dua kelompok tersebut, sejumlah motor terbakar di titik jalan yang dilalui pengguna jalan. Bahkan sejumlah rumah warga termasuk warung-warung di pinggir jalan terkena imbasnya.

Sebanyak 6 motor dilaporkan dibakar massa. Hal itu juga ditambah dengan pengrusakan beberapa fasilitas publik di lokasi.

Polisi Pastikan Tidak Ada Korban Jiwa

Dalam bentrok tersebut, polisi memastikan tidak ada korban jiwa. Memang yang paling banyak adalah kerugian materi.

"Kerusakan masih kami data, untuk korban jiwa nihil. Dan korban luka belum ada laporan," ujar Kapolresta Magelang, Kombes Pol Ruruh Wicaksono dikutip dari Suara.com, Senin (16/10/2023).

Kemacetan Meluas hingga ke Jogja

Muntilan, Kabupaten Magelang yang berbatasan dengan Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta ikut terdampak dari aksi bentrok kedua kelompok tersebut.

Kemacetan panjang sempat terjadi baik arus lalu lintas dari Magelang ke Sleman dan juga sebaliknya. Namun belum ada informasi bahwa kericuhan tersebut menyebar hingga ke Jogja.

Ruruh Wicaksono juga mengatakan bahwa setelah bentrok tersebut pecah, pihaknya bersama bupati dan jajaran Forkopimda memanggil perwakilan kedua massa.

Mereka melakukan mediasi untuk menyelesaikan kericuhan tersebut yang merugikan pengendara jalan saat beraktivitas di wilayah tersebut.

Belum Ada Kelompok Massa yang Diamankan

Dalam bentrok yang terjadi banyak beredar video dua massa saling lempar batu dan juga pengrusakan. Kendati begitu, belum ada pelaku yang diamankan terkait insiden tersebut.

Bupati Magelang, Zaenal Arifin menyayangkan dengan insiden tersebut, di mana Magelang justru menjadi lokasi bentrok yang selama ini dikenal aman dan nyaman.

"Sekali lagi kami prihatin dengan kejadian ini, dan kami akan fasilitasi untuk melakukan mediasi agar peristiwa-peristiwa seperti ini tidak terulang di Kabupaten Magelang," ujar Zaenal.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini