SuaraJogja.id - Menjelang Pemilu 2024 Polres Kulon Progo memetakan sejumlah potensi kerawanan yang sering menjadi sorotan di wilayah setempat.
Kapolres Kulon Progo, AKBP Nunuk Setiyowati mengatakan setidaknya ada enam potensi kerawanan menjelang Pemilu 2024. Pertama bentrok massa karena beda pilihan, black campaign, kampanye negatif dan pemasangan APK tak sesuai lokasi.
"Kampanye di luar jadwal juga berpotensi terjadi, bahkan bisa jadi akun pemerintahan yang berkomentar di media sosial milik caleg dan juga Parpol," ujar Nunuk dikutip dari Antara, Jumat (3/11/2023).
Operasi pengamanan dengan Sandi Operasi Mantap Brata yang dimulai pada 19 Oktober terus dilakukan. Nantinya operasi itu dilakukan hingga menjelang pemilihan umum pada Februari 2024 mendatang.
Baca Juga:Menteri Kominfo Pastikan Netral di Pemilu 2024, Ada Satgas Antihoaks
Pengamanan tersebut merupakan kerjasama dengan sejumlah stake holder termasuk Bawaslu Kulon Progo. Hal itu dilakukan untuk meminimalisasi potensi pecahnya konflik Pemilu.
Di sisi lain, KPU Kulon Progo terus menyelesaikan tahapan-tahapan Pemilu 2024 setiap pekannya. Usai penetapan Daftar Calon Tetap (DCT) bagi masing-masing calon anggota legislatif dikirim ke KPU RI, saat ini pihaknya sudah menerima ribuan bilik suara.
Ketua KPU Kulon Progo Budi Priyono pihaknya telah menerima logistik berupa 5.208 bilik suara untuk Pemilihan Umum Serentak 2024.
"Logistik bilik suara kami terima pada Selasa kemarin, dan hari ini dijadwalkan kami menerima tinta untuk menandai orang yang telah menggunakan hak pilih pemilu," kata dia.
Budi mengatakan semua logistik Pemilu 2024 di simpan di Gudang Gedung Kesenian Wates. Sedangkan untuk gudang logistik Pilkada 2024 menggunakan bekas Bioskop Mandala Wates.
Baca Juga:Maju pada Pemilu 2024, Adam Suseno Sudah Tentukan Wakil dan Partai Pengusungnya
"Kita mencari gudang yang representatif di Kulon Progo cukup susah. Untuk itu, kami kerja sama dengan Pemkab Kulon Progo untuk penggunaan dua gedung tersebut," katanya.