Namun, setelah mengalami gejolak maupun pergelutan batin tersebut, Yandy menemukan bahwa film tetaplah sebuah film. Ia harus memberikan sentuhan rasa yang berbeda meski tetap mengusung tema yang personal pada filmnya.
Ada satu hal yang terkesan remeh tapi cukup unik di film ini, tepatnya ketika muncul adegan karakter Bagus berulang kali menyantap mie instan. Sekilas penonton bisa saja menebak pasti ini bagian dari strategi marketing pada umumnya. Namun, tak lama setelahnya, Bagus malah dilarikan ke rumah sakit lantaran terlalu sering makan mie instan.
Secara keseluruhan, Ringgo Agus dan Nirina Zubir sekali lagi mampu membuktikan kualitas aktingnya yang nggak kaleng-kaleng. Mereka mampu mengaduk-aduk setiap sisi emosional penonton yang hadir menyaksikan "Jatuh Cinta Seperti di Film-Film," mulai dari tawa bahagia, amarah dikecewakan, hingga tangis kehilangan.
Film ini juga menyajikan beberapa plot twist maupun potongan yang begitu apik, sampai-sampai penonton dibuat kebingungan, mana sebenarnya yang ada di film atau di kehidupan nyata.
Baca Juga:4 Aplikasi Nonton Film Korea dan Drakor, Cocok buat Nobar Tahun Baru
Sedikit catatan untuk film ini, beberapa lagu yang dipilih menjadi soundtrack terasa kurang nendang dan tak bisa mengimbangi suasana yang dihadirkan di beberapa sequence film tersebut. Ketika lagu "Anything You Want" diputarkan, ada rasa yang sedikit hilang atau hambar dalam film tersebut.
Angkat topi setinggi-tingginya untuk Sheila Dara dan Dion Wiyoko. Meski tak menjadi pemeran utama, mereka mampu mewakili suara-suara keresahan para penonton. Setiap dialog, celetukan, atau perkataan yang keluar dari mulut mereka sukses membuat penonton sepakat dan terhibur. Sheila Dara pun menjadi salah satu tokoh yang membuktikan bahwa kejujuran adalah sesuatu yang mahal.

Setelah acara nonton bareng film "Jatuh Cinta Seperti Di Film-Film" selesai digelar di JAFF, Suara Jogja mencoba mengajak Ringgo Agus Rahman untuk berbincang. Pada kesempatan itu, ia mengutarakan bahwa pandemi, alih-alih menjadi penghalang proses pengerjaan, justru semakin menguatkan dirinya dan segenap tim dalam film tersebut.
Ringgo mengaku bahwa film ini sedemikian berharga dan mewah baginya lantaran di masa lampau, sebelum mengerjakan film ini, ia merasa diperlakukan seperti robot.
"Ini film yang sangat berharga buat gua karena prosesnya menurut gua mewah, gua nggak tahu kapan lagi gua dapat kesempatan ini. Selama gua berkarier, gua belum pernah. Belum pernah apa? Gue selama ini selalu terima script, kadang ada sutradara atau tim yang terlibat tuh mau membantu gua untuk mencari karakter apa yang kira-kira cocok, yang kira-kira gua mau, yang bikin gua nyaman. Tapi kebanyakan mereka cuma kasih script," ujar Ringgo.
Baca Juga:4 Film Menegangkan yang Cocok Ditonton saat Tahun Baru
"Mereka tidak peduli bagaimana gua melakukan pendekatan terhadap karakter di film itu. Ketika proses reading yang kadang-kadang sekadar ketemu rutin, baca, baca, baca. Ketika itu udah sering sekali, gua selalu dapat film kayak gitu, gitu, gitu. Jadi kayak robot ya. Padahal, gua aktor yang bisa berpikir," imbuhnya.