4 Wilayah di Indonesia Paling Baik Kelola Sampah dengan Metode TPS3R, Jogja Nanti Dulu Deh

Metode 3R dianggap cukup jitu karena mengelola sampah hingga menjadi residu terkecil

Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 29 November 2023 | 12:45 WIB
4 Wilayah di Indonesia Paling Baik Kelola Sampah dengan Metode TPS3R, Jogja Nanti Dulu Deh
Petugas melakukan pemilahan sampah di TPS 3R di Bangunjiwo, Yogyakarta, Sabtu (25/11/2023) sore. [Kontributor Suarajogja.id/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Sampah, merupakan masalah yang harus dihadapi seluruh manusia yang masih berniat hidup di bumi. Tak jarang hal kecil ini menimbulkan masalah besar jika sudah menggunung tinggi, apalagi tempat penampungannya sudah overload seperti yang terjadi di Jogja.

Tepatnya di TPST Piyungan, Bantul, DI Yogyakarta, tiga kabupaten kota yakni Jogja, Bantul dan Sleman, membuang sampah rumah tangga warganya ke lokasi ini. Meski sudah berkali-kali dibenahi hingga dibangun zona transisi dua, penampungan sampah itu dinilai tak mampu menjadi solusi. Terbaru, TPST Piyungan sendiri bakal menolak kiriman sampah dari tiga kabupaten kota yang disebutkan di atas.

Namun ada sejumlah wilayah yang diklaim mampu mengelola sampahnya menggunakan metode TPS3R. Metode ini dianggap cukup jitu karena mengelola sampah hingga menjadi residu terkecil dan masih memiliki nilai ekonomi, sesuai akronimnya, reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), recycle (mendaur ulang).

Berikut empat wilayah dengan metode TPS3R yang dianggap terbaik dalam mengelola sampah di daerahnya, dirangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga:Minim Lahan TPS3R, Pemda DIY Sewakan Lahan TPST Piyungan untuk Kota Jogja

Kota Surabaya

Dijuluki Kota Pahlawan, Surabaya masuk dalam jajaran wilayah yang cukup baik mengelola sampahnya. Pada tahun 2019, Surabaya dipilih sebagai tuan rumah Forum Regional 3R yang berkaitan dengan pengelolaan sampah dengan mengundang berbagai negara se-Asia Pasifik.

Menggunakan metode yang dilakukan cukup lama, 3R sendiri diklaim berjalan mulus di Surabaya. Indikator mulus dan suksesnya dalam pengelolaan sampah dengan tumbuhnya bank sampah sejumlah daerah termasuk edukasi dan penerapan reduce (mengurangi) sampah di sekolah-sekolah.

Hasilnya, penurunan produksi sampah di Surabaya saat itu cukup signifikan, dari 2.300 meter kubik per hari yang masuk ke TPA, berkurang menjadi 1.200 meter kubik sampah yang masuk ke pembuangan.

Banda Aceh

Baca Juga:Percepat Desentralisasi Sampah Jogja, Kabupaten Didesak Bangun TPS3R di Tiap Kalurahan

Selanjutnya Kota Banda Aceh. Wilayah ini juga dianggap kota terbaik dalam pengelolaan sampah rumah tangga warganya. Penelitian yang dilakukan oleh Lokadata menyebutkan bahwa Banda Aceh mampu mengelola sampahnya mencapai 95 persen.

Metode yang digunakan pun masih sama dengan TPS3R. Selain itu, melalui Pemkotnya, digalakkan program pembatasan sampah, mulai dari civitas sekolah, perguruan tinggi dan kantor-kantor. Sasarannya adalah mengurangi penggunaan botol plastik dan diwajibkan menggunakan tumbler.

Kota Surakarta

Memiliki julukan Kota Bengawan, produksi sampah di tanah kelahiran Joko Widodo (Jokowi) ini diklaim mampu mengelola sampah hingga 93 persen. Artinya residu yang dihasilkan tentu lebih sedikit.

TPA Putri Cempo yang menjadi pembuangan akhir sampah rumah tangga masyarakatnya mampu dikelola hingga cukup menampung hingga tahun ke tahun.

Di sisi lain, kesadaran warga, terutama di lingkungan padat penduduk juga mengaktifkan secara total bank sampah masing-masing. Sehingga sisa sampah yang dihasilkan sebagiannya bisa bernilai ekonomi.

Kabupaten Poso

Dari data Lokadata, Kabupaten Poso juga baik dalam mengelola sampah rumah tangga warganya. Memanfaatkan bank sampah hingga target mencapai Adipura, dilakukan perangkat pemerintahan untuk menjaga estetika kota yang asri.

Tercatat pada 2020 lalu DLH Poso mampu mengurangi produksi sampah, dari 7.961 ton tiap hari mampu dikurangi sebesar 1.570 ton per harinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini