SuaraJogja.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja memperkirakan ada perubahan cuaca yang cukup drastis di wilayah DIY dalam beberapa hari ke depan. Hal ini akibat dari fenomena Badai Tropis Anggrek.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG Yogyakarta Warjono menuturkan berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, Siklon Tropis Anggrek menyebabkan dampak tidak langsung. Termasuk berupa adanya wilayah konvergensi atau pertemuan massa udara di wilayah Jawa.
Kondisi tersebut yang kemudian meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa khususnya DIY. Secara tidak langsung hal itu berpengaruh pada potensi cuaca di wilayah Yogyakarta.
"Potensi hujan sedang - lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di seluruh wilayah Yogyakarta," kata Warjono, saat dikonfirmasi, Kamis (18/1/2024).
Selain itu, fenomena itu juga turut berpotensi membuat dampak gelombang tinggi. Tinggi gelombang diperkirakan akan mencapai 2,5 -4,0 meter (Rough Sea) di Samudra Hindia selatan Jawa dan perairan selatan Yogyakarta.
BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengimbau kepada seluruh pihak untuk tetap waspada. Terlebih dengan potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
"Pemerintah Daerah serta masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat berdampak terjadinya longsor, banjir, banjir bandang, serta kerusakan akibat sambaran kilat/petir dan angin kencang," ucapnya.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta masyarakat lebih waspada terkait dengan potensi bencana hidrometerologi di seluruh kawasan DIY. Kulon Progo dan Gunungkidul menjadi kawasan yang dinilai rawan terjadi bencana tanah longsor dan banjir.
Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad menuturkan imbauan kewaspadaan itu telah diberikan melalui surat edaran siaga darurat bencana hidrometerologi. Surat edaran itu berlaku sejak 20 Desember 2023 sampai 29 Februari 2024.
Baca Juga:KPU DIY Pastikan Kuota KPPS untuk Pemilu 2024 Sudah Terisi Lengkap
"Ya (surat edaran) siaga darurat bencana hidrometerologi, berlaku tanggal 20 Desember 2023 sampai 29 Februari 2024. Nah itu hanya meminta masyarakat untuk siaga dan waspada mengingat curah hujan di Januari-Februari ini akan mulai meningkat," kata Noviar.
Disampaikan Noviar, surat siaga darurat ini berbeda dengan surat tanggap darurat bencana. Surat siaga ini lebih berfokus bagaimana memaksimalkan mitigasi sebelum bencana terjadi.
Dalam surat itu, BPBD DIY menyatakan telah memetakan sejumlah daerah rawan yang berpotensi terdampak bencana. Dua daerah yakni Kulon Progo dan Gunungkidul menjadi perhatian dengan potensi bencana yang cukup tinggi.
"Pada dasarnya seluruh wilayah mempunyai potensi ya. Lima kabupaten kota ada potensi karena bencana hidrometerologi itu menyangkut dengan banjir longsor angin puting beliung dan lainnya akibat adanya curah hujan yang cukup tinggi itu," ujarnya.