'Disentil' Sri Sultan, Bupati Sleman Tagih Bukti Tertulis PSIM: Jangan Cuma Omongan!

Soal Stadion Maguwoharjo, Bupati Sleman, Harda Kiswaya, tagih bukti tertulis dari PSIM Yogyakarta terkait jaminan keamanan suporter dan warga usai 'disentil' Sri Sultan HB X

Budi Arista Romadhoni | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 25 Juli 2025 | 20:05 WIB
'Disentil' Sri Sultan, Bupati Sleman Tagih Bukti Tertulis PSIM: Jangan Cuma Omongan!
Gubernur DIY Sri Sultan HB X meninjau Stadion Maguwoharjo usai direnovasi, Senin (17/3/2025). [Hiskia/Suarajogja]

SuaraJogja.id - Upaya PSIM Yogyakarta untuk bermarkas di Stadion Maguwoharjo, Sleman, memasuki babak baru yang kian menegangkan. Bupati Sleman, Harda Kiswaya, secara blak-blakan menyindir manajemen Laskar Mataram yang baru kembali menemuinya setelah mendapat "sentilan" dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Harda menegaskan, meski lampu hijau dari Sri Sultan sudah ada, namun izin penggunaan stadion kebanggaan PSS Sleman itu tidak akan keluar hanya dengan modal lisan.

Ia menagih bukti konkret berupa kesepakatan tertulis yang hingga kini belum juga diserahkan oleh manajemen PSIM.

Manajemen PSIM memang kembali menemui Harda Kiswaya di kantornya pada Kamis (24/7/2025) sore. Pertemuan ini seolah menjadi tindak lanjut cepat setelah pada hari yang sama, Sri Sultan HB X mengkritik lambannya proses perizinan dan menyebut stadion yang dibangun dengan dana APBN seharusnya bisa digunakan oleh publik DIY, termasuk PSIM.

Baca Juga:Kronologi Kecelakaan Maut di Jalan Magelang: Viar Terpental, Tabrakan Tak Terhindarkan

Ditemui wartawan pada Jumat (25/7/2025), Harda tak menutupi kekecewaannya. Ia menyoroti waktu pertemuan yang terkesan dipaksakan setelah ada pernyataan dari Raja Keraton Yogyakarta tersebut.

"Kemarin sore ke sini manajemen PSIM dan kemarin itu dikasih waktu lama itu, enggak pernah kesini. Setelah Ngarsa Dalem [Sri Sultan HB X] berstatement baru ke sini," kata Harda dengan nada menyindir.

Syarat Mutlak: Bukti Hitam di Atas Putih

Lebih lanjut, Harda mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut belum membawa kemajuan berarti. Manajemen PSIM disebutnya hanya melaporkan secara lisan bahwa telah bertemu dengan warga sekitar Maguwoharjo, namun tanpa membawa bukti kesepakatan tertulis.

Hal yang paling krusial, menurut Harda, adalah pertemuan dan kesepakatan damai dengan kelompok suporter PSS Sleman yang hingga kini juga belum dilakukan secara formal dan terdokumentasi.

Baca Juga:Mutasi Pejabat Sleman: Bupati Harda Ancam Rotasi Cepat Jika Kinerja Jeblok

"Misalnya ini ketemu teman-teman suporter itu agreementnya piye, ya harusnya kan saya minta itu tertulis. Ketemu masyarakat, tertulis," tegas Harda.

Mantan Sekda Sleman ini menekankan bahwa jaminan keamanan adalah prioritas utama dan tidak bisa ditawar. Sejarah rivalitas suporter kedua tim menjadi pertimbangan berat bagi Pemkab Sleman untuk melepas izin begitu saja. Ia tidak ingin ada insiden yang merugikan wilayahnya.

"Ya itu, yang utama tentu jaminan dari para suporter, karena pelaku utama dari bola ini, selain pemain ya suporter e yang nanti yang bikin giduh kalau tidak dimanage dengan baik. Ya jaminan dari suporter, tidak ada kerusuhan di Sleman nanti," ungkapnya.

Inventarisasi Stadion Demi Kejelasan

Selain jaminan keamanan dari suporter, Harda juga meminta syarat teknis lain yang tak kalah penting. Ia meminta manajemen PSIM untuk mendokumentasikan secara detail kondisi fasilitas Stadion Maguwoharjo sebelum digunakan.

Langkah ini, menurutnya, penting sebagai bukti otentik untuk menghindari saling tuding jika di kemudian hari ditemukan kerusakan di stadion.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak