Duh, Siswa Penyandang Disabilitas Harus Dioperasi Usai Jadi Korban Perundungan di Sekolahnya

Wasido mengatakan, siang kemarin anaknya dilarikan ke rumah sakit oleh gurunya. RAN mengalami sakit luar biasa di jarinya usai dibully temannya.

Galih Priatmojo
Kamis, 22 Februari 2024 | 18:35 WIB
Duh, Siswa Penyandang Disabilitas Harus Dioperasi Usai Jadi Korban Perundungan di Sekolahnya
Ilustrasi perundungan sadis. [Ist]

SuaraJogja.id - Belum hilang kasus perundungan di lingkungan sekolah Binus Serpong yang diduga melibatkan anak dari artis kenamaan Vincent Rompeis, kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta. 

Mirisnya, korban adalah siswa inklusi dari sebuah SMP Negeri di Kapanewon Wonosari Gunungkidul. Korban diketahui sebagai seorang penyandang disabilitas karena hanya memiliki satu tangan. 

Korban adalah RAN (23) siswa di SMP Negeri di Kota Wonosari. Diduga korban mengalami perundungan yang mengakibatkan salah satu jari dari satu-satunya tangan yang dimilikinya patah. Ulah temannya yang tidak bertanggungjawab itu memaksa RAN harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari. 

Ditemui di RSUD Wonosari, orang tua korban, Wasido mengatakan, siang kemarin anaknya dilarikan ke rumah sakit oleh gurunya. RAN mengalami sakit luar biasa di jarinya usai dibully temannya. Pihak rumah sakit menyarankan agar RAN dirawat di rumah sakit karena harus dioperasi. 

Baca Juga:Viral Warga Gunungkidul Dihebohkan Pelangi yang Bentuknya Nyaris Sempurna, Begini Penampakannya

"Jarinya patah jadi harus dipasang Pen," tutur Wasido, Kamis (22/2/2024). 

Wasido menuturkan seharusnya anaknya mendapat jadwal operasi Kamis pagi tadi. Anaknya bahkan sudah masuk ke ruang operasi untuk menjalani pembedahan namun karena yang bersangkutan batuk sehingga urung dilaksanakan. 

Berdasarkan keterangan dari pihak rumah sakit dokter bakal melakukan observasi kembali terhadap anaknya tersebut. Sampai saat ini wasido mengaku belum mengetahui hasil observasi dan kapan jadwal tepatnya untuk pemasangan pen di jari anaknya yang patah. 

"Kita masih menunggu saja dari dokter," ujarnya.

Wasido mengungkapkan, Rabu (21/02/2024) kemarin, RAN menjadi sasaran perundungan. Putranya tersebut Sejak lahir memang tidak sempurna karena bocah yang duduk di bangku kelas VII SMP ini memang berbeda dengan teman-temannya karena ia terlahir disabilitas. 

Baca Juga:Real Count Sementara KPU, Ketua DPRD Gunungkidul Sekaligus Ketua DPC PDIP Gunungkidul Tak Lolos Parlemen?

Wasido mengatakan karena tangan anaknya hanya satu inilah yang membuat RAN seringkali mendapatkan perlakukan tak pantas dari teman-temannya. Kemarin seusai dzuhur, putranya kembali mendapatkan perlakuan berbeda dari teman-temannya.

" Informasi yang saya dapat, RAN kembali mendapatkan perundungan oleh temannya,"tambahnya.

Berdasarkan cerita yang dia dapat anaknya yang hanya memiliki tangan di kanan terus diejek temannya itu. Diduga tidak kuat dengan ejekan tersebut, RAN kemudian membalasnya hingga akhirnya terjadilah perkelahian. 

"Gak terima atau gimana hingga terjadi perlawanan dan berkelahi itu. Tapi untuk pastinya gimana saya juga belum tahu," papar Wasido. 

Karena perkelahian itu, jari anaknya 'kepuntir' terkilir. Namun karena terus mengalami kesakitan hebat, siswa ini kemudian dibawa ke rumah sakit oleh gurunya. Siswa tersebut langsung mendapatkan pemeriksaan dari pihak rumah sakit. 

Dari hasil pemeriksaan menunjukkan jika salah satu jari tangannya patah. RAN kemudian diminta untuk opname dan melakukan operasi untuk pemasangan pen. RAN dijadwalkan menjalani operasi Kamis pagi tadi. 

Wasido menambahkan selama ini RAN memang sering dibully teman-temannya namun tak pernah membalasnya atau melakukan perlawanan. Karena dirinya sudah mewanti-wanti kepada anaknya tersebut untuk tidak melawan

"Sudah saya welingi kalo diejek diam aja ndak usah gimana2 lapor ke guru aja," terangnya.

Namun Wasido kaget mendengar anaknya melakukan perlawanan. Wasido menduga kemungkinan besar perundingan tersebut sudah keterlaluan sehingga membuat anaknya emosi dan melakukan perlawanan hingga akhirnya terjadi perkelahian. 

Wasido mengaku pusing dengan biaya operasi anaknya nanti karena untuk saat ini semuanya harus ia tanggung sendiri.  Sebab luka anaknya tidak tercover oleh BPJS Kesehatan. 

Bagi dirinya yang hanya seorang buruh tentu biaya operasi terkesan sangat mahal. Dia berharap agar ada bantuan dari pemerintah berkaitan dengan apa yang menimpa dan apa yang terjadi pada anaknya tersebut. 

"Saat ini sedang diusahakan untuk Jamkesos dari Dinas Sosial, "tambahnya.

Wasido mengaku belum mengetahui secara pasti langkah kedepannya untuk menuntut tanggung jawab dari keluarga pelaku ataupun akan melaporkan ke pihak berwajib. Pagi tadi, Wasido ke Sekolah untuk membahas permasalahan yang terjadi.

"Belum ada titik terang. Belum tau mau gimana," tandas dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Nunuk Setyowati membenarkan adanya kejadian perundungan yang terjadi di salah satu SMP Negeri di wilayah Wonosari. Dan pihaknya telah mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak, termasuk dari pihak sekolah. 

"Kami sudah mediasi antara sekolah dengan pihak keluarga. Saya belum update lebih lanjut lagi mengenai perkembangannya. Nanti saya tak telpon Kepala Sekolah lagi. Untuk proses surat, berkaitan dengan rekomendasi kelanjutannya seperti biaya dan  bagaimananya sedang proses," ucap Nunuk saat dikonfirmasi via telpon.

Kontributor : Julianto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini