Update Aktivitas Merapi: Awan Panas Meluncur, Guguran Lava Meningkat, Status Masih Siaga

Intensitas kegempaan pada pekan ini lebih rendah dibandingkan pekan lalu.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 08 Juni 2024 | 10:20 WIB
Update Aktivitas Merapi: Awan Panas Meluncur, Guguran Lava Meningkat, Status Masih Siaga
Gunung Merapi di perbatan Provinsi Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi guguran awan panas. [ANTARA/HO - Badan Geologi]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat kembali luncuran awan panas dan ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 31 Mei - 6 Juni 2024.

"Pada minggu ini terjadi awan panas guguran sebanyak 3 kali ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] sejauh maksimal 1.000 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Sabtu (8/6/2024).

Selain itu, BPPTKG turut mencatat ratusan guguran lava. Teramati ada sebanyak 141 kali guguran lava ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter.

Baca Juga:Gelombang Demonstrasi Tolak Tapera Bermunculan, Buruh Jogja Geruduk Kantor Disnakertrans DIY

Dilakukan pula analisis morfologi kubah lava drngan survey drone tanggal 6 Juni 2024, dari stasiun kamera Tunggularum dan Babadan2. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah.

Awan panas guguran dan guguran lava menjadi faktor pertumbuhan tersebut. Sementara itu titik panas tertinggi teramati sebesar 243 derajat celsius, lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya.

Sedangkan untuk morfologi kubah tengah relatif tetap. Titik panas tertinggi teramati sebesar 226,4 derajat celsius, lebih tinggi dari suhu pengukuran sebelumnya.

"Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.335.200 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.362.800 meter kubik," terangnya.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 418 kali. Disusul gempa fase banyak 80 kali, 16 kali gempa vulkanik dangkal, 11 kali gempa tektonik, 3 kali gempa awan panas guguran, dan 2 kali gempa frekuensi rendah.

Baca Juga:Momen Langka, Sri Sultan HB X Baca Puisi Bertajuk Kota Kecil Dalam Peringatan 40 Hari Berpulangnya Joko Pinurbo

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," ungkapnya.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,3 cm per hari.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," sebut dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini