SuaraJogja.id - Prediksi gempa megathrust di kawasan pantai selatan Pulau Jawa termasuk di DIY ternyata mulai berpengaruh terhadap iklim pariwisata di wilayah ini. Salah satunya adalah wisata pantai di Kabupaten Gunungkidul.
Sejumlah operator atau pelaku wisata di wilayah setempat mulai resah karena tak sedikit pengunjung yang akhirnya mengurungkan perjalanannya ke Gunungkidul.
Seperti yang terjadi di wilayah Pantai Ngrumput, Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul. Para pelaku wisata di kawasan pantai tersebut mengaku kini sudah terlihat terjadi penurunan jumlah wisatawan. Sejumlah operator wisata di tempat tersebut juga mengaku sudah mendapat pembatalan wisata ke tempat mereka.
Yatno, salah satu operator wisata camping di kawasan Pantai Ngrumput mengakui merasakan penurunan jumlah pelanggan penyewaan tenda untuk camping di pantai. Di hari biasa, dia bisa menyewakan tenda dalam semalam mencapai 50 tenda dan di akhir pekan mencapai 80 tenda.
Baca Juga:3 Kecamatan Kehabisan Anggaran untuk Atasi Kekeringan, BPBD Gunungkidul Kucurkan Dana Tak Terduga
Hanya saja, sejak ramai di media sosial diberitakan adanya prediksi gempa besar dipicu aktivitas megathrust di selatan Pulau Jawa memicu terjadinya penurunan omset. Dia mengakui jika di akhir pekan saja, jumlah pesanan tenda untuk camping di pantai Ngrumput tak lebih dari 50 buah.
"Jadi ya terjadi penurunan hampir 50 persen," tutur Yatno, Selasa (3/9/2024).
kondisi tersebut kian parah sejak adanya gempa besar 5,8 M beberapa waktu yang lalu dan berpusat di barat daya Gunungkidul, semakin sedikit wisatawan yang berkunjung dan menginap di pantai tersebut. Tamu yang sebelumnya sudah melakukan booking atau pesan tempat ternyata membatalkan jadwalnya.
Tak hanya dirinya, ternyata warung-warung juga sudah mendapatkan dampak meski belum ada pernyataan resmi terkait terjadinya gempa tersebut.
Bahkan banyak tamu yang sudah mengajukan booking di warung makan miliknya berakhir dengan pembatalan akibat kekhawatiran berlebihan dari wisatawan. Kini, dari 20an warung yang ada di kawasan pantai tersebut kini hanya 3 yang buka.
Baca Juga:PSI dan PAN Bersatu Usung Sunaryanta-Mahmud di Pilkada Gunungkidul 2024
"Ya mau nunggu siapa, wong pengunjung tidak ada," tambahnya.
Oleh karenanya, kini banyak pemilik warung yang memilih untuk sementara kembali ke dusun mereka daripada menginap atau membuka tempat usahanya. Mereka memilih kembali ke ladang untuk menggarap lahan meskipun kini tengah sulit air. Namun setidaknya mereka bisa mengolah tanah sekedar mempersiapkan musim tanam pada penghujan mendatang.
Dampak megathrust bagi kunjungan tersebut diakui oleh Kepala Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Gunungkidul, Aris Sugiantoro. Dia mengakui baru saja menerima informasi dari Sat Linmas Wilayah 2 Pantai Baron (Pantai Parangendog sampai Pantai Seruni) yang menyebutkan jika sejumlah warung di pantai sudah mendapatkan pembatalan kunjungan.
"Iya, ini tadi saya dapat laporan dari anggota Sat Linmas kalau sudah ada warung yang mendapat pembatalan pengunjung," kata dia.
Aris menandaskan sejauh ini memang belum banyak laporan yang masuk berkaitan dengan dampak dari prediksi gempa akibat aktivitas dari megathrust tersebut. Bahkan hingga akhir bulan agustus kemarin, realisasi penerimaan dari hasil penjualan tiket masuk ke obyek wisata sudah mencapai 83,19 persen dari target yang ditetapkan selama tahun 2024 ini.
"Kita sudah mendapat Rp24,124 miliar dari target Rp29 miliar," ujar dia.
Kendati demikian, Dinas Pariwisata Gunungkidul tetap berusaha meminimalisir dampak dari berita gempa bumi megathrust tersebut bagi industri pariwisata di Gunungkidul. Melalui media sosial Dinas Pariwisata memberitahukan kepada pengunjung bahwa pantai Gunungkidul aman dikunjungi. Karena berdasar rilis BMKG Megatrust tidak terjadi di Gunungkidul.
Sekretaris Sar Satlinmas Wilayah 2 Pantai Baron, Surisdiyanto ketika dikonfirmasi juga membenarkan adanya sejumlah warung di pantai Gunungkidul yang menerima pembatalan jadwal pengunjung. Dia menyebut ada beberapa yang telah menginformasikan kepada dirinya berkaitan dengan pembatalan tersebut.
"Tadi ada Griyo Wono kemudian di Drini Indah itu juga ada cancel. Griyo Wono ada beberapa rombongan cancel, dan di Drini Indah hari ini mendapat 5 cancel rombongan," ungkapnya.
Suris sapaan Surisdiyanto mengakui kekhawatiran calon pengunjung yang berakibat pembatalan kunjungan karena adanya surat edaran yang justru bukan dari pemerintah Gunungkidul ataupun DIY. Justru kekhawatiran tersebut muncul dari surat edaran dari pemerintah Jawa Tengah yang menyebutkan agar warga meningkatkan kewaspadaannya karena adanya potensi gempa megatrust.
"Tetapi itu kan sebetulnya hanya himbauan meningkatkan kewaspadaan. Bukan larangan beraktivitas," ujarnya.
Kontributor : Julianto