Pertumbuhan Kubah Lava Merapi Pesat, BPPTKG Catat Perubahan Morfologi Signifikan

"Pada minggu ini terjadi 3 kali awan panas guguran ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng".

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 08 September 2024 | 12:52 WIB
Pertumbuhan Kubah Lava Merapi Pesat, BPPTKG Catat Perubahan Morfologi Signifikan
Kondisi Gunung Merapi di Sleman, DIY, Jumat (16/8/2024). [Suarajogja.id/Hiskia Andika]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran awan panas dan ratusan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 30 Agustus - 5 September 2024.

"Pada minggu ini terjadi 3 kali awan panas guguran ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.300 meter," kata Agus, dalam keterangannya, Minggu (8/9/2024).

Sementara itu huguran lava teramati sebanyak 232 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.800 meter. Suara guguran terdengar 3 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.

Baca Juga:Ditresnarkoba Polda DIY Ungkap 14 Kasus Peredaran Narkoba Selama Agustus, 18 Orang Telah Diamankan

BPPTKG turut melakukan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5, Tunggularum, Ngepos dan Babadan2. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah dari guguran lava dan awan panas guguran.

Untuk morfologi kubah tengah tidak ada perubahan morfologi yang signifikan. Analisi foto udara turut dilakukan untuk mengetahui volume kubah lava yang ada.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 21 Agustus 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik," ucapnya.

BPPTKG juga masih mencatat sejumlah kegempaan didominasi gempa guguran yang mencapai 976 kali. Disusul gempa fase banyak 20 kali, 11 kali gempa tektonik, 4 kali gempa vulkanik dangkal, 4 kali gempa awan panas dan 1 kali gempa frekuensi rendah.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibandingkan minggu lalu," tuturnya.

Baca Juga:BPBD DIY Perkuat Kesiapsiagaan Hadapi Potensi Gempa Megathrust

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam sebesar 0,2 cm per hari lebih rendah daripada minggu lalu.

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujar dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini