SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul menyebut ada goa vertikal di dekat goa yang ditemukan di Proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Kalurahan Planjan Kapanewon Saptosari.
Goa vertikal yang sering disebut Luweng ini jaraknya hanya 500 meter dari lokasi goa yang baru ditemukan beberapa waktu lalu.
Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sukmono mengungkapkan Senin (21/10/2024) siang, dirinya baru saja berkunjung kembali ke goa di Kalurahan Planjan itu. Dan dia baru mengetahui jika ternyata ada luweng tak jauh dari goa yang pekan lalu ditemukan itu.
"Luweng itu jaraknya hanya 500 meter kurang lebih. Kalau jalan lama itu sebelah kiri jalan, dekat padukuhan Singkil,"ungkapnya, dikutip Selasa (22/10/2024).
Baca Juga:Temuan Gua di Gunungkidul, Tim Ahli UGM Segera Lakukan Pemetaan Menyeluruh di Jalur JJLS
Namun demikian, dia belum bisa memastikan apakah luweng itu terkoneksi dengan goa baru atau tidak. Oleh karena itu, perlu kajian dari ahli untuk memastikan hal itu. Dari hasil kajian itu baru nanti dapat diketahui kondisi goa itu sebenarnya seperti apa.
Terkait sumber air, dia juga tidak bisa memastikannya meskipun di bawah goa ditemukan ada pohon besar jenis resan (Beringin) yang merupakan pohon penyimpan air. Namun jika melihat kondisi stalagtit dan stalagmit yang ada, masih ada tetesan air.
"Kalau ada tetesan air itu berarti masih ada proses karstisasi. Tapi saya tidak tahu kalau sumber air itu ada atau tidak," tambahnya.
Goa ini, lanjut dia sebenarnya berada di perbukitan di ketinggian 35 meter. Di mana Satker Proyek Jalan Nasional (PJN) hendak mengeruk di ketinggian 15 meter namun baru dapat sekira 15 meter sudah menemukan goa itu.
Dia tidak mengetahui kebijakan seperti apa yang bakal ditempuh untuk proyek JJLS ini. Apakah akan tetap melintasi goa yang baru ditemukan itu atau tidak?. Karena memang semuanya memerlukan kajian ketika akan meneruskan proyek JJLS ataupun juga jika hendak digunakan untuk destinasi wisata.
"Kajian ini juga sudah tertuang dalam Instruksi Gubernur sebelum proyek JJLS di Gunungkidul dimulai. Ada dalam instruksi Gubernur Nomor 32 tahun 2022," tambahnya.
Kajian ini perlu dilakukan mengingat Gunungkidul merupakan wilayah karst di mana tanahnya rapuh. Untuk mendukung kekuatan daya dukung jalan maka memang perlu dilakukan kajian.
Di sisi lain, puteri pertama Sri Sultan HB X, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi sebagai perwakilan Keraton Yogyakarta juga sudah berkunjung ke goa tersebut. Gusti Mangkubumi juga menandaskan perlu menunggu kajian terlebih dahulu sebelum menentukan kebijakan selanjutnya.
Kontributor : Julianto