SuaraJogja.id - Puluhan pengusaha UMKM di DIY mengikuti seminar yang dihelat Kagama di Universitas Gadjah Mada (UGM) Minggu (3/11/2024). Kegiatan tersebut merupakan rentetan Munas XIV Kagama yang akan dilaksanakan pada 14-17 November di Jakarta nanti.
Seminar bertajuk Strategi dan Praktik Baik dalam Meningkatkan Kapasitas UMKM untuk Naik Kelas ini menghadirkan Wamen Komunikasi dan Digital, Nezar Patria yang membawakan pidato kunci (keynote speech). Tak hanya itu sejumlah narasumber berpengalaman juga meramaikan seminar pengusaha tersebut.
Dalam pidato berjudul Potensi Kecerdasan Artifisial dan Digitalisasi dalam Penguatan UMKM, Nezar Patria menyebutkan bahwa sejak pandemi Covid-19, UMKM yang tumbuh di Indonesia justru semakin kuat. Dibanding perusahaan-perusahaan besar yang banyak gulung tikar.
"Justru UMKM ini yang bertahan di tengah badai Covid-19. Di samping itu UMKM ini juga belajar menggunakan teknologi untuk memasarkan produk-produk mereka," ujar Nezar Patria di UGM, Minggu.
Baca Juga:Pemerintah Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Ekonom UGM: Ambisius
Nezar melanjutkan dari data Kemenkop UKM di 2023 ada sekitar 67 juta pengusaha UMKM tumbuh di Indonesia. Dari data tersebut, mengklaim bahwa adanya UMKM yang marak saat pandemi, 97 persen berhasil menyerap tenaga kerja.
"Dari banyaknya UMKM juga menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) sebsar 61 persen di 2023. Ini menegaskan peran UMKM terhadap ekonomi nasional," ujarnya.
Nezar mengatakan bahwa jumlah UMKM yang ada saat ini sekitar 27 juta pengusaha sudah go digital. Pemerintah sendiri menargetkan setidaknya 30 juta pengusaha sudah memanfaatkan teknologi tersebut.
"Tapi tak dipungkiri dari sekian banyak UMKM yang sudah menadopsi teknologi digital belum ada pemerataan dan ada juga yang tidak survive. Maka pemerintah di sini hadir untuk mencapai target itu," ujar dia.
Adopsi teknologi digital sendiri, kata Nezar merupakan kunci dari UMKM untuk terus bertumbuh. Ia memberikan contoh di negara Cina, para UMKM diperhatikan betul untuk berkembang.
Baca Juga:BRI Salurkan Kredit Rp1.353 Triliun, 81% untuk UMKM
"UMKM mereka ini luar biasa, untuk mendisrupsi pasar global. Mereka menggunakan kekuatan-kekuatan UMKM untuk itu," ujar dia.
Nezar mengungkapkan di Indonesia sendiri sudah ada UMKM yang berhasil, misalnya Efishery yang merupakan akuakultural dalam budidaya ikan lele. Pemanfaatan teknlogi yang dilakukan sejak 2013 ini bahkan meraup pendapatan Rp6 triliun. Berawal dari usaha kecil, saat ini Efishery sudah menjadi unicorn di Indonesia.
Adopsi teknologi digital sendiri sangat berperan untuk UMKM. Nezar menerangkan bahwa pemerintah sudah melakukan upaya seperti pelatihan pengembangan usaha warga ke kelas yang lebih modern, selanjutnya mengarahkan untuk digitalisasi produk dengan mengenalkan ke media sosial. Termasuk cara-cara pemasaran menggunakan teknologi tersebut.
Pengembangan UMKM juga memiliki tujuan agar Indonesia keluar dari middle income track. Hal itu juga untuk mencapai Indonesia Emas pada 2045 mendatang.
"Jadi ada tiga hal untuk keluar dari middle income track, pertama harus punya inovasi. Kedua harus memiliki adopsi teknologi, ketiga adalah investasi. Tiga ini menjadi syarat," terang dia.
Terpisah PP Kagama, Paripurna P Soeganda yang membuka acara Pra Munas XIV Kagama tersebut tak menampik bahwa peningkatan UMKM saat ini perlu banyak berkolaborasi meski harus berkompetisi.
"Kita memang harus berkompetisi untuk membuat daya saing lebih kuat. Tapi dalam menciptakan jaringan yang lebih kuat ya kita perlu berkolaborasi, untuk mendapatkan banyak dukungan," ujar Paripurna Soeganda.
Sejumlah narasumber dalam seminar itu juga membagikan pengalamannya, mulai dari Division Head Digital Innovation BRI, Kaspar Situmorang, Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S Asngari, Direktur DPKM UGM, Rustamji dan perwakilan Kagama UGM, Iwan J Prasetyo.