SuaraJogja.id - Polda DIY mencatat tren kenaikan angka kecelakaan lalu lintas selama setahun terakhir. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp8.4 miliar.
Berdasarkan data milik Ditlantas Polda DIY, kejadian laka lantas pada 2023 mencapai 6.211 peristiwa. Tercatat korban meninggal dunia 470 orang, luka berat 3 orang dan luka ringan 8.120 orang dengan kerugian materiil Rp3,564 miliar.
Sedangkan pada tahun 2024, jumlah kejadian naik mencapai 6,517 peristiwa laka lantas. Dengan korban meninggal justru turun yakni 393 orang, luka berat 6 orang dan luka ringan 8.412 orang serta kerugian materiil Rp8.406 miliar.
"Iya luka ringan aja (kabanyakan). Jadi untuk laka memang naik cuma korban meninggal menurun," kata Wadirlantas Polda DIY AKBP Bambang Purwanto saat ditemui wartawan, Senin (30/12/2024).
"Kebanyakan faktor manusia karena itu kurang konsentrasi, kurang hati-hatinya," imbuhnya.
Sementara itu, untuk pelanggaran lalu lintas juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2023 pelanggaran yang tercatat di E-TLE 10.602 dan non E-TLE 49.446 pelanggaran, serta teguran 6.721 kasus.
Kemudian pada tahun 2024, jumlah pelanggaran E-TLE tercatat 9.345 dan non E-TLE 73.610, serta teguran 9.724 pelanggar. Denda tilang pada 2023 mencapai Rp7,6 miliar dan naik di 2024 mencapai Rp11,5 miliar.
"Kalau non E-TLE kebanyakan kasat mata, tidak menggunakan helm, kecepatan, melawan arus," ucapnya.
Sleman dan Bantul, kata Bambang, menjadi dua wilayah yang tertinggi terkait pelanggaran lalu lintas baik E-TLE maupun non E-TLE. Mahasiswa dan pelajara menjadi yang paling sering ditemui sebagai pelanggar.
Baca Juga:Ini Titik Rawan Kecelakaan dan Macet Selama Libur Nataru di Wilayah Sleman
"Paling banyak pelajar mahasiswa (yang melanggar)," tandasnya.