106 Luncuran Lava Merapi dalam Sepekan, Potensi Awan Panas Tinggi

BPPTKG turut melakukan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5, Ngepos dan Babadan2.

Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Sabtu, 01 Februari 2025 | 12:08 WIB
106 Luncuran Lava Merapi dalam Sepekan, Potensi Awan Panas Tinggi
Gunung Merapi di perbatan Provinsi Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta terjadi guguran awan panas. [ANTARA/HO - Badan Geologi]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat luncuran puluhan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut tercatat pada periode 24-30 Januari 2025. Total ada 106 kali luncuran lava ke berbagai arah dengan jarak terjauh 2 kilometer.

"Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 57 kali ke arah barat daya [hulu Kali Bebeng] sejauh maksimal 1.800 meter, 18 kali ke arah hulu Kali Krasak sejauh maksimal 1.800 meter dan 31 kali ke arah barat [hulu Kali Sat/Putih] sejauh maksimal 2.000 meter," kata Agus, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (1/2/2025).

BPPTKG turut melakukan analisis morfologi dari stasiun kamera Deles5, Ngepos dan Babadan2. Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat aktivitas guguran lava.

Baca Juga:Modus Penipuan Lewat Medsos Rental Motor di Jogja saat Libur Panjang, Konsumen Rugi hingga Rp500 Ribu

Untuk kubah tengah tidak teramati adanya perubahan morfologi yang signifikan. Analisis foto udara juga dilakukan tanggal 4 Januari 2025 lalu.

"Tampak volume kubah barat daya terukur sebesar 3.505.900 meter kubik. Sedangkan untuk kubah tengah sebesar 2.360.700 meter kubik," ujarnya.

Sejumlah kegempaan masih tercatat dalam sepekan terakhir, didominasi gempa guguran yang mencapai 1.086 kali, disusul gempa fase banyak 148 kali, dan gempa tektonik 10 kali. Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih rendah dibanding minggu lalu.

Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubah yang signifikan.

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," tandasnya.

Baca Juga:Mal di Jogja Diserbu Pengunjung, Atraksi Imlek dan Kuliner jadi Magnet

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak