SuaraJogja.id - Dosen Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Edi Suryanto, memprediksi bakal ada kenaikan untuk permintaan daging secara signifikan pada akhir ramadan dan jelang Lebaran nanti. Hal itu sejalan dengan kehadiran menu olahan daging yang juga akan banyak.
Selain itu, produk susu dan telur juga diperkirakan bakal meningkat. Terutama untuk pembuatan kue dan makanan yang praktis.
"Daging olahan seperti sosis, kornet, dan nuget lebih sering dikonsumsi karena kemudahannya. Sementara saat mendekati lebaran, konsumsi daging merah melonjak karena persiapan untuk hidangan perayaan seperti rendang dan gulai," kata Edi, Kamis (20/3/2025).
Menurut Edi, terdapat beberapa alasan peningkatan konsumsi daging sebagai menu spesial karena banyak keluarga menginginkan memasak hidangan istimewa saat lebaran, seperti rendang, opor, atau sate. Selain itu, makanan berbasis daging ini dianggap dapat membantu menjaga stamina saat Ramadan.
Baca Juga:Minimalisir Kemacetan dan Kecelakaan saat Mudik, Pakar Transportasi UGM Ingatkan Pemerintah Soal Ini
"Kaitannya dengan kebutuhan energi yang lebih besar maka daging dinilai mengandung protein hewani yang membantu menjaga stamina," ucapnya.
Di sisi lain meningkatnya permintaan dan konsumsi daging, diingatkan Edi mengenai adanya risiko yang ditimbulkan. Termasuk secara kesehatan yakni munculnya gangguan pencernaan dan kolesterol tinggi.
"Selain kolesterol dan gangguan pencernaan, konsumsi serat, sayur dan buah juga menurun," tuturnya.
Untuk itu Edi berharap agar masyarakat mengonsumsi daging dengan secukupnya serta memilih bagian daging yang rendah lemak. Selain itu, perlu memperbanyak mengonsumsi sayur dan buah.
"Jangan lupakan air putih yang cukup untuk membantu metabolisme dan mencegah dehidrasi," tandasnya.
Baca Juga:Antisipasi Penumpukan Sampah Selama Libur Lebaran, Pemkot Jogja Kosongkan 15 Depo
Imbau Waspada Keracunan Makanan
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman tak lupa mengingatkan masyarakat termasuk penyedia jasa makanan serta minuman untuk lebih waspada terhadap potensi keracunan.
"Kewaspadaan keracunan makanan, karena kalau Lebaran ini biasanya banyak masyarakat yang melakukan, istilahnya wong bodho [lebaran] wong Jowo kalau enggak nyuguh kan enggak elok, takjil dan lain sebagainya, mohon ini diperhatikan," kata Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa.
Imbauan kewaspadaan keracunan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, belum lama ini, sempat muncul kasus keracunan massal di sejumlah wilayah Sleman hingga ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan.
"Itu menjadi pengingat, agar masyarakat lebih hati-hati karena sudah ada kejadian," tegasnya.
"Makanya kami pesan kepada masyarakat siapapun. Baik itu masyarakat umum, penyedia jasa boga untuk memperhatikan kesehatan makanan jangan sampai ini [keracunan makanan] terjadi lagi, " imbuhnya.
- 1
- 2