Inklusivitas Bukan Sekadar Slogan, Muhammadiyah & Unisa Bersatu Berdayakan Disabilitas di Jogja

Warsiti mengatakan kegiatan ini juga sejalan dengan visi dan nilai yang dijunjung Unisa Yogyakarta.

Muhammad Ilham Baktora
Senin, 24 Maret 2025 | 19:32 WIB
Inklusivitas Bukan Sekadar Slogan, Muhammadiyah & Unisa Bersatu Berdayakan Disabilitas di Jogja
Muhammadiyah ikut memberdayakan warga Jogja dan mendukung inklusivitas. (dok.Istiemewa)

SuaraJogja.id - Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta terus melakukan pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat tidak terkecuali untuk disabilitas yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Muhammadiyah memiliki akar sejarah sebagai pembela kaum marjinal," ujar Ketua MPM PP Muhammadiyah, Dr. M. Nurul Yamin, M.Si., disela Forum Inklusi Sosial Pengajian Ramadhan Bersama Komunitas Dampingan MPM PP Muhammadiyah, di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan, Minggu (23/3/2025) kemarin.

Yamin mengatakan hal yang ingin dilakukan MPM PP Muhammadiyah dalam pembelaan kaum marjinal ini yaitu melalui pemberdayaan spiritual dan sosial.

Baca Juga:Jangan Coba-Coba 'Nuthuk'! Wali Kota Jogja Kerahkan Intel Jajan di Malioboro Lebaran 2025

Seperti dalam kegiatan yang digelar kali ini menjadi bagian dari upaya pemberdayaan.

"Pemberdayaan ini membutuhkan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, kami berkolaborasi, baik di internal Persyarikatan Muhammadiyah maupun dengan para mitra. Dalam gerakan pemberdayaan terhadap kaum marginal, tentu kami sudah memperhitungkan aspek efisiensi. Bagaimanapun, gerakan ini harus tetap berjalan dan tidak boleh terhenti," kata Yamin.

Menurut Yamin, efisiensi yang dilakukan pemerintah, bukan menjadi alasan mengabaikan masyarakat atau kaum marjinal yang membutuhkan. Oleh karena itu, Muhammadiyah melakukan berbagai terobosan.

"Strategi yang kami gunakan adalah ekonomi sirkular, yaitu ekonomi berbasis pemberdayaan yang saling menghidupi di dalam ekosistem Muhammadiyah. Misalnya, hasil dari Jamaah Tani Muhammadiyah dikonsumsi oleh amal usaha Muhammadiyah, termasuk produk-produk seperti beras dan telur," ungkapnya.

Yamin mengatakan sebagian besar kegiatan berfokus pada pemberdayaan melalui jejaring internal Muhammadiyah.

Baca Juga:Kunjungan Wisatawan Pelajar Turun 40 Persen, TWC Minta Larangan Study Tour Ditinjau Ulang

"Yang selalu kami tekankan adalah bahwa meskipun kita mengalami keterbatasan material, kita tidak boleh miskin secara mental. Mentalitas kita harus tetap kaya, meskipun secara ekonomi terbatas. Karena banyak orang yang berlimpah materi, tetapi memiliki mentalitas yang miskin," kata Yamin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini