Selain cilok dan jajanan yang banyak dikonsumsi anak-anak juga akan dilakukan uji laboratorium kandungan pada saus yang digunakan.
Kondisi Jajanan Anak Sekolah
Masih banyak jajanan dengan warna mencolok, kandungan pengawet, micin, minyak, gula tinggi, dan banyak gorengan/a la street food di dalam dan sekitar lingkungan sekolah.
Pedagang kaki lima (keliling gerbang sekolah) menjadi perhatian khusus karena sering tidak terkontrol meskipun di dalam kantin sudah ada pengawasan oleh Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Baca Juga:Titik Terang Nasib Juru Parkir Malioboro: Relokasi ke Menara Kopi, Gratis Dua Tahun
Pedagang kaki lima (keliling gerbang sekolah) menjadi perhatian khusus karena sering tidak terkontrol meskipun di dalam kantin sudah ada pengawasan oleh Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Inisiatif Peningkatan Gizi
Program Makan Bergizi Gratis (MBG): Inisiatif pemerintah pusat yang disambut positif oleh beberapa SMP di Kota Jogja, meskipun implementasi teknis masih dalam tahap perujukan data dan uji coba.
Program "Warung Anak Sehat" (WAS): Kolaborasi Sarihusada dengan sekolah melatih 100 penjual kantin untuk menyediakan jajanan sehat berbasis lokal.
Sekolah aktif mengedukasi orang tua melalui kelompok kelas/grup komunikasi agar lebih peduli terhadap gizi anaknya di rumah dan saat jajan.
Baca Juga:ABA Dibongkar, Pemkot Jogja Manfaatkan Lahan Tidur untuk Relokasi Pedagang ke Batikan
Orang tua dituntut proaktif mengawasi jajanan anak dengan melibatkan sekolah dalam dialog dan pengawasan secara rutin.