ABA Dibongkar, Pemkot Jogja Manfaatkan Lahan Tidur untuk Relokasi Pedagang ke Batikan

Pedagang mulai menempati parkir Abu Bakar Ali itu pada 2016 di mana saat itu Haryadi Suyuti masih menjabat sebagai Wali Kota Jogja.

Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 16 April 2025 | 11:46 WIB
ABA Dibongkar, Pemkot Jogja Manfaatkan Lahan Tidur untuk Relokasi Pedagang ke Batikan
Pedagang Parkir ABA yang menolak direlokasi ke Batikan pasca penutupan parkir ABA, Selasa (15/4/2025). [Kontributor Suarajogja/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo memastikan, pasca pembongkaran Parkir Abu Bakar Ali (ABA), seluruh upaya penataan kawasan tersebut tetap mengacu pada arahan Gubernur DIY, terutama dalam hal empati terhadap warga terdampak.

Bahkan Pemkot akan memanfaatkan lahan-lahan tidur agar kembali produktif untuk menampung pedagang maupun sebagai kawasan parkir baru.

"Saya mengikuti arahan Ngarsa Dalem [Sultan]. Ngarsa Dalem mengarahkan supaya kita itu empati, terus betul-betul diurus orang-orang yang nantinya direlokasi. Tugas kita itu memanusiakan manusia," papar Hasto dikutip Rabu (16/4/2025).

Pemkot Yogyakarta saat ini tengah menyiapkan empat titik parkir strategis, termasuk Terminal Giwangan dan sisi barat Pasar Burung Pasty serta Kotagede.

Baca Juga:Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan

Kawasan-kawasan tersebut merupakan lahan-lahan tidur yang bisa dihidupkan kembali untuk mendukung aktivitas warga yang terdampak relokasi ABA.

Apalagi penataan kawasan pasca pembongkaran ABA tidak sebatas pemindahan juru parkir atau pedagang, melainkan menjadi bagian dari strategi besar pengembangan wilayah yang lebih merata.

"Seperti contohnya Giwangan, itu kan lahan tidur. Ada juga pasar burung yang sebelah barat, itu juga bisa dimanfaatkan. Ruko-ruko kosong di Giwangan juga masih bagus. Jadi kita buat tempat itu jadi produktif, bisa untuk parkir atau kegiatan ekonomi lainnya," jelasnya.

Selain itu ada Kotagede, lokasi ini memiliki potensi menjadi pusat sejarah dan budaya yang tidak kalah dari Malioboro.

Bila Kotagede sebagai salah satu titik tumpu pengembangan kawasan, Pemkot berharap transformasi pasca ABA dapat menciptakan pusat-pusat ekonomi baru yang merata. Dengan demikian tidak hanya terfokus di pusat kota seperti Malioboro.

Baca Juga:Parkir ABA Jadi Ruang Terbuka Hijau, Malioboro Bakal Lebih Cantik, Tapi Nasib Pedagang?

"Semarang bikin kota lama, kenapa Jogja enggak bikin kota lama? Kota lamanya Kotagede. Kota Jogja ya Kotagede, Biar orang tidak hanya berkiblat ke Malioboro terus saja. Lebih baik ada kiblat baru. Kotagede bisa jadi kota lama. Ada kota baru, ada kota lama," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak