SuaraJogja.id - Taman Pintar Yogyakarta masih menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu saat liburan.
Hal ini terbukti pada periode libur panjang Idul Adha mulai tanggal 7-9 Juni 2025 kemarin.
Staf Seksi Kerjasama dan Pemasaran Taman Pintar Yogyakarta, Adhi Setyawan, mengungkap bahwa selama tiga hari yakni mulai tanggal 7-9 Juni 2025 ada sebanyak 4.905 pengunjung yang berwisata ke Taman Pintar.
Lonjakan jumlah pengunjung pada libur Idul Adha ini mulai terjadi terutama pada H-2 Idul Adha kemarin.
Baca Juga:PSIM Resmi 'Pinjam' Stadion Maguwoharjo, Bupati Sleman: Kalau Sudah Sabda Ngarso Dalem, Kami Sujud
"Pada 7 Juni 2025, jumlah pengunjung mencapai 1.816 orang, lalu 1.800 orang pada 8 Juni, dan menurun menjadi 1.289 pada 9 Juni 2025," ungkap Adhi, Rabu (11/6/2025).
Sementara penurunan dirasakan mulai tanggal 9 Juni kemarin. Mengingat anak-anak yang sudah masuk dan mulai menghadapu ujian.
"Penurunan lebih terasa pada tanggal 9 Juni karena adanya ujian sekolah dan beberapa sekolah yang sudah mulai masuk," imbuhnya.
Disampaikan Adhi, Gedung Oval masih menjadi ikon utama Taman Pintar.
Lokasi itu tercatat sebagai zona yang paling ramai dikunjungi di Taman Pintar.
Baca Juga:Sidang Ijazah Palsu Jokowi: Mediasi Berjalan, UGM Tolak Mentah-Mentah Serahkan Ijazah?
Kemudian para pengunjung turut eksplorasi ke Gedung Planetarium dan Kampung Kerajinan.
Zona Fosil yang sebelumnya merupakan zona peraga juga menarik minat besar dari pengunjung.
Apalagi dengan harga tiket masuk yang masih terjangkau, Taman Pintar tetap menjadi destinasi favorit keluarga. Tak hanya bermain saja, anak-anak pun diajak untuk belajar di seluruh ruangan yang ada.
Adhi bilang harga tiket dibanderol Rp 14.000 untuk anak-anak dan Rp 24.000 untuk dewasa. Harga itu berlaku sama pada hari biasa maupun hari libur.
"Kami tidak membedakan harga tiket. Tarif ini berlaku untuk Gedung Oval," ujarnya.
Ia berahrap agar jumlah pengunjung terus meningkat, terutama dengan pembaruan dan penambahan zona-zona baru.
"Kami berharap bisa bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menghadirkan wahana baru setiap tahunnya. Baik pengunjung pertama maupun yang ingin datang kembali bisa mendapatkan pengalaman berbeda setiap
kunjungan," ungkap dia.
Kunjungan wisatawan di awal tahun 2025 meningkat signifikan di DIY. Capaian pendapatannya juga bergerak naik meski landai.
Wisatawan nusantara meningkat
Januari–Maret 2025: kunjungan naik sekitar 3,49 persen menjadi ~10,24 juta perjalanan, dibanding 9,89 juta tahun sebelumnya.
April 2025 meningkat lagi ~22,9 persen dari Maret (3,11 juta → 3,82 juta).
Lonjakan saat libur Lebaran 2025
Total kunjungan DIY selama Lebaran (24 Maret–7 April) mencapai 1,46 juta, melampaui target ~1,05–1,10 juta.
Khusus Sleman, objek wisata dikunjungi oleh 436600 wisatawan; ~66,6 persen dari jumlah tersebut berkunjung ke destinasi budaya seperti candi, museum, wisata kota desa.
Capaian hingga Mei 2025
Sleman mencatat 3,5 juta kunjungan hingga akhir Mei 2025 (+8,9 persen dari tahun sebelumnya), mewakili ~41,6 persen dari target tahunan ~8,43 juta.
Pendapatan & Daya Beli Turis
Pendapatan Pajak & Retribusi Pariwisata
Sleman meraup PAD dari sektor ini hingga Rp157,5 miliar (65 persen dari target), terutama dari pajak hotel (Rp66,1 miliar), restoran (Rp78,9 miliar), dan hiburan (Rp10,3 miliar).
Retribusi wisata: Rp2,84 miliar, plus pemasukan sah lainnya Rp276 juta.
Maka dari itu, kunjungan wisata terus tumbuh sepanjang 2025—termasuk Lebaran dan libur panjang.
Pendapatan PAD sektor pariwisata cukup signifikan, walaupun daya beli turun mendorong tren akomodasi hemat.
Destinasi sejarah/budaya (museum, candi, Keraton) sangat diminati dan jadi andalan, meski pendapatan langsung dari museum tidak dipublikasikan, kunjungan massal tetap berdampak besar.
Pelayanan dan fasilitas wisata umumnya memuaskan, dengan evaluasi dari keluhan yang rendah dan acuan kementerian terkait.