IHR Cup 2025: Lebih dari Sekadar Pacuan, Momentum Lindungi Atlet Kuda dan Manusia

Sebagai atlet profesional, joki menanggung risiko tinggi di setiap pertandingan.

Muhammad Ilham Baktora
Minggu, 15 Juni 2025 | 18:55 WIB
IHR Cup 2025: Lebih dari Sekadar Pacuan, Momentum Lindungi Atlet Kuda dan Manusia
Para joki memacu kuda dalam IHR Cup 2025 di Yogyakarta, Minggu(15/6/2025). [Kontributor/Putu]

SuaraJogja.id - Wacana BPJS untuk hewan tengah mengemuka saat ini. Pemerintah banyak didorong untuk lebih memperhatikan kesehatan hewan di Indonesia selain manusia sebagai bagian dari animal walfare untuk memenuhi kebutuhan dasar hewan.

Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP Pordasi) pun ikut bersuara terkait wacana BPJS hewan tersebut.

Ketua Komisi Pacuan PP Pordasi, H Munawir disela Indonesia’s Horse Racing Cup (IHR Cup) 2025 di Yogyakarta, Minggu (15/6/2025) menyatakan, untuk jenis hewan kuda pacuan, tak melulu binatang tersebut yang butuh perlindungan.

Yang tak kalah penting BPJS bagi para joki yang merupakan atlit dalam olahraga pacuan kuda.

Baca Juga:Jelang Idul Adha, Penjualan Hewan Kurban di Sleman Lesu? Wabup Ungkap Penyebabnya

"[Kalau kaitannya dengan kuda pacuan] BPJS-nya untuk joki, ya," ujarnya.

Sebagai atlet profesional, joki menanggung risiko tinggi di setiap pertandingan.

Mereka harus mengendalikan hewan berbobot ratusan kilogram yang berlari dengan kecepatan luar biasa.

Karenanya perlindungan joki haru menjadi perhatian. Profesi ini layak mendapat perhatian setara dengan atlet olahraga lain yang telah mendapatkan jaminan kesehatan dan kecelakaan dari negara.

"Kalau kuda enggak sehat, ya enggak boleh lari. Tapi belum ada perlindungan seperti BPJS. Sementara joki kita usahakan punya, karena risiko jatuh atau cedera sangat tinggi," paparnya.

Baca Juga:Karantina Yogyakarta Gagalkan Penyelundupan Satwa Langka di Bandara YIA, Begini Kronologinya

Menurut Munawir, memang belum ada skema perlindungan kesehatan formal untuk kuda pacu. Namun, dalam praktiknya, dokter hewan selalu dilibatkan untuk memastikan kondisi kuda sebelum turun bertanding.

Jika tidak layak, maka kuda otomatis tidak diizinkan berpacu. Meski begitu, sistem ini bergantung sepenuhnya pada kesadaran dan tanggung jawab pemilik kuda.

"Perawatan kuda jadi tanggung jawab penuh pemilik," tandasnya.

Karenanya selain perlindungan, IHR Cup 2025 kali in bukan sekadar ajang kompetisi, tapi juga momentum untuk membangun ekosistem olahraga pacuan kuda yang profesional dan manusiawi.

Ajang ini juga memberikan apresiasi khusus kepada para pelatih, joki dan groomer yang berada di balik performa kuda pacu.

Sebab tanpa perawatan intensif dan pelatihan terstruktur, seekor kuda tak akan mampu tampil kompetitif di lintasan. Sebab dibalik prestasi kuda pacu, ada berbagai pihak yang bekerja keras mempersiapkan mereka secara fisik dan mental.

Kerja sama antara pelatih dan groom harus benar-benar kompak agar bisa menghasilkan kuda yang berprestasi.

Tanpa kekompakan tersebut, sulit bagi seekor kuda untuk mencapai performa terbaik. Karenanya apresiasi diberikan agar para pelatih dan groomer semakin semangat, sehingga kualitas pacuan kuda di Indonesia semakin baik dari hari ke hari.

"Kami ingin membangun kebanggaan nasional lewat olahraga berkuda. Itu artinya, bukan hanya kuda dan joki yang harus disiapkan, tapi juga pelatih, joki, groomer, hingga sistem pendukung seperti perlindungan sosial dan medis," ungkapnya.

Sementara Kevin Jonathan, VP Marketing & Operation SARGA CO mengungkapkan, IHR kali ini diikuti sebanyak 131 kuda pacu dari 13 provinsi.

Mereka bertanding di 18 kelas, mulai dari kelompok umur hingga kelas Thoroughbred.

Memperebutkan total hadiah lebih dari Rp400 juta, 131 kuda pacu dibawa dari berbagai propinsi. Sebut saja Aceh, Sumatera Barat, Jakarta, Jawa Timur, Bali, hingga Kalimantan dan Sulawesi.

"Kami berharap ajang ini dapat melahirkan talenta-talenta baru, bukan hanya dari kalangan joki dan kuda, tapi juga dari tim pelatih dan perawat," jelasnya.

IHR Cup 2025 tak hanya menegaskan jangkauan nasional olahraga berkuda. Namun juga menggambarkan pentingnya membangun sistem perlindungan yang adil dan berkelanjutan untuk seluruh pelaku di dalamnya melalui apresiasi yang diberikan.

"Jadi, kita memberikan apresiasi kepada para trainer dan para groomer dalam acara pacuan kuda ini," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak