Walaupun Presiden Prabowo Subianto sudah menyatakan rencana pembatalan kenaikan tunjangan itu, mereka menyebut janji tersebut tidak cukup.
Apalagi saat ini kondisi ekonomi masyarakat Indonesia tengah terpuruk. Banyak masyarakat yang bahkan mengalami kesusahan untuk mencari lapangan kerja.
"Tetapi DPR malah menaikkan gaji dan mempergemuk diri mereka sendiri, tanpa melihat rakyat yang menderita. Kita belum cukup puas kalau itu hanya sebatas omongan pemerintah [membatalkan tunjangan]. Kita sudah terlalu sering menerima janji-janji dari pembuat kebijakan, tapi tidak pernah terealisasi," ujar dia.
Terkait pengamanan aksi unjukrasa, tak hanya TNI yang turun.
Baca Juga:Terungkap! Aliansi Jogja Memanggil Sebut Aksi di Polda DIY Tak Terkendali Akibat Ini
Sekitar 200 personel dari paguyuban lurah dan pamong kalurahan DIY atau Nayantaka DIY dan Jaga Warga ikut berjaga di kawasan Malioboro.
Ketua Nayantaka DIY, Gandang Hardjanata, mengungkapkan personel ditempatkan di sepanjang Jalan Malioboro.
Penjagaan dilakukan untuk memastikan kondisi massa tetap terkendali.
Untuk membedakan diri dengan kelompok lain, anggota Nayantaka dan Jaga Warga menggunakan pakaian peranakan.
Mereka mengenakan kain jarik dan beskap serta blangkon.
Baca Juga:Demo di UGM: Tuntut Usut Tuntas Kematian Ojol & Mahasiswa, Tolak Represi Negara!
Pakaian tradisional itu tidak hanya menjadi seragam resmi. Namun juga jadi simbol kedekatan mereka dengan tradisi Keraton Yogyakarta.
"Kami bersama-sama menjaga masyarakat untuk tetap aman dan terkendali," jelasnya.
Gandang menyebut, penyampaian aspirasi boleh dilakukan namun tidak boleh dengan kekerasan.
Mereka tidak antidemo namun mestinya tidak dilakukan dengan kekerasan.
"[Unjukrasa] tetap mengedepankan dialog dan musyawarah. Jadi sesuai dengan dhawuh Ngarsa Dalem, kita tegak lurus dengan itu," ungkapnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi