- Pemkot Jogja menata sejumlah gelandangan yang marak di Kota Pelajar
- Terdapat 62 gepeng yang ada di Jogja selama penataan
- Penataan menyasar Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan manusia silver
Ia menuturkan operasi penertiban kini masih dilakukan lebih masif dan sinergis.
Hal ini sebagai komitmen Pemkot Jogja untuk menjaga ketertiban ruang publik sekaligus menyukseskan program Jogja Zero Gepeng
Satpol PP tidak sendirian dalam melakukan penertiban ini, melainkan bersama Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) yakni pekerja sosial profesional, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Karang Taruna, Taruna Siaga Bencana (Tagana), pelopor perdamaian (Pordam), pendamping PKH, hingga tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) se-Kota Yogyakarta.
Menurut Octo, sinergi ini penting untuk memudahkan koordinasi penanganan di lapangan.
Baca Juga:Geger SPBU Gito Gati Dicurigai Jual Pertamax Tercampur Solar, Pertamina Angkat Bicara
Mulai dari laporan yang ditangani bersama, pendekatan hingga penertiban.
"Dan dibawa ke camp assessment, dan mana yang assessment jika dimungkinkan ada keluarga di Jogja dikembalikan ke keluarga untuk bisa menangani," ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta Maryustion Tonang menyampaikan untuk mewujudkan Jogja Zero Gepeng dilakukan dengan pendekatan humanis dan penegakan perda.
Pendekatan humanis, gepeng hasil penjangkauan diserahkan ke Camp Assessment Dinas Sosial DIY untuk mendapatkan layanan sosial lebih lanjut.
"Pendekatan itu [humanis dan penegakan] tidak jalan sendiri-sendiri, tapi kolaborasi. Jadi harapannya apa yang menjadi misi mampu dijalankan dengan baik dan Jogja Zero Gepeng mampu terwujud," ucap Tion.
Baca Juga:Sisi Gelap Kota Pelajar: Imigrasi Jogja Bongkar Akal-akalan Bule, Investor Bodong Menjamur
Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial, Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta, Erva Wifata menambahkan gepeng hasil penjangkauan dan penertiban akan dirujuk ke camp assessment Dinas Sosial DIY kalau bukan warga Kota Yogyakarta.
Jika ada warga kota terkadang dititipkan terlebih dahulu ke camp assessment.
"Jika warga kota kami akan lakukan penelusuran keluarganya. Kami akan reunifikasi ke keluarga jika sudah ditemukan keluarganya. Jika tidak ada keluarga atau terlantar kami akan rujuk ke UPT Rumah Pelayanan Lanjut Usia Terlantar Budhi Dharma," ungkap Erva.