- Menghitung kebutuhan token listrik bulanan memerlukan data daya watt, durasi pemakaian harian, dan konversi ke kWh.
- Estimasi biaya listrik bulanan didapat dengan mengalikan total kWh bulanan dengan tarif listrik per kWh yang berlaku.
- Pengguna disarankan menghemat energi dengan mencabut perangkat, memakai lampu LED, dan mengatur suhu AC secara bijak.
SuaraJogja.id - Pengguna listrik prabayar seringkali dihadapkan pada pertanyaan yang sama setiap bulannya: "Sebenarnya harus beli token listrik berapa agar cukup untuk 30 hari ke depan?"
Kekhawatiran kehabisan listrik di tengah malam atau saat sedang banyak kerjaan menjadi alasan utama pentingnya perencanaan pembelian token yang matang.
Memprediksi pengeluaran token listrik sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Kuncinya adalah memahami pola konsumsi energi di rumah Anda sendiri. Dengan perhitungan yang cermat, Anda tidak hanya bisa memastikan listrik aman hingga akhir bulan, tetapi juga dapat mengontrol pengeluaran agar tidak membengkak.
Lantas, bagaimana cara menghitungnya secara akurat?
Baca Juga:Sambut Natal dan Tahun Baru, Yogyakarta Marriott Hotel Persembahkan Musim Perayaan yang Istimewa
Langkah Mudah Menghitung Kebutuhan Token Listrik Bulanan
Untuk mengetahui berapa rupiah token yang perlu Anda beli, langkah pertama adalah menghitung total konsumsi energi (kWh) seluruh perangkat elektronik di rumah. Berikut adalah panduan langkah demi langkah yang bisa Anda ikuti:
1. Data Seluruh Perangkat Elektronik: Buat daftar semua alat yang menggunakan listrik di rumah Anda, mulai dari lampu, televisi, kulkas, AC, mesin cuci, penanak nasi, hingga charger ponsel.
2. Cek Daya Listrik (Watt): Catat daya listrik (dalam satuan Watt) untuk setiap perangkat. Informasi ini biasanya tertera pada label atau buku manual produk.
3. Estimasi Durasi Pemakaian Harian: Perkirakan berapa lama (dalam jam) setiap perangkat digunakan dalam satu hari. Misalnya, TV menyala 5 jam, AC 8 jam, dan lampu 12 jam.
4. Hitung Konsumsi Energi Harian (Wh): Kalikan daya listrik (Watt) dengan durasi pemakaian (jam) untuk mendapatkan total konsumsi energi dalam Watt-hour (Wh). Contoh: TV 50 Watt x 5 jam = 250 Wh.
5. Konversi ke kWh: Jumlahkan total Wh dari semua perangkat, lalu bagi dengan 1.000 untuk mengubahnya menjadi satuan kilowatt-hour (kWh), yang menjadi dasar perhitungan tagihan PLN.
6. Kalkulasi Kebutuhan Bulanan: Kalikan total konsumsi harian (kWh) dengan 30 hari untuk mendapatkan estimasi kebutuhan listrik Anda dalam sebulan.
7. Hitung Biaya dalam Rupiah: Terakhir, kalikan total kebutuhan bulanan (kWh) dengan tarif listrik per kWh yang berlaku untuk golongan listrik di rumah Anda.
Perlu dipahami bahwa angka yang terdapat di kwh meter besarannya bukan rupiah, melainkan kWh. Pelanggan juga bisa menghitung sendiri berapa kWh yang didapat atas pembelian token prabayar," terang Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN, Agung Murdifi, dalam sebuah keterangan.
Simulasi untuk Rumah 900 VA dan 1.300 VA
Baca Juga:8 Rekomendasi Mobil Bekas di Bawah Rp100 Juta yang Irit dan Minim Penyakit
Tarif listrik menjadi komponen krusial dalam perhitungan ini. Berdasarkan data Desember 2025, tarif untuk pelanggan rumah tangga non-subsidi golongan 900 VA (R-1/TR) adalah Rp 1.352 per kWh. Sementara untuk golongan 1.300 VA (R-1/TR), tarifnya sebesar Rp 1.444,70 per kWh.
Mari kita buat simulasi sederhana. Misalnya, total konsumsi listrik harian di rumah Anda adalah 5 kWh. Maka, kebutuhan bulanannya adalah 5 kWh dikali 30 hari, yaitu 150 kWh.
Untuk estimasi biaya daya 900 VA, perhitungannya adalah 150 kWh dikali Rp 1.352, hasilnya Rp 202.800. Sedangkan untuk estimasi biaya daya 1.300 VA, perhitungannya adalah 150 kWh dikali Rp 1.444,70, dengan hasil Rp 216.705.
Perlu diingat, saat membeli token, ada potongan biaya administrasi bank dan Pajak Penerangan Jalan (PPJ) yang besarnya bervariasi di setiap daerah. Jadi, disarankan untuk membeli token dengan nominal sedikit di atas hasil perhitungan Anda.
Tips Jitu Hemat Listrik Agar Token Awet
Setelah mengetahui cara menghitungnya, langkah selanjutnya adalah menghemat pemakaian agar pengeluaran lebih terkendali. Berikut beberapa tips efektif yang bisa langsung diterapkan.