SuaraJogja.id - Berdiri tegak di sebelah barat Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, tepatnya di Jalan Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta. Kagungan Dalem Masjid Ageng Yogyakarta, atau lebih familiar dengan Masjid Gedhe Kauman selalu dibanjiri oleh jamaah yang datang dari berbagai kota bahkan mancanegara.
Masjid yang diarsiteki Kanjeng Wirjakusuma tersebut memiliki luas bangunan 2.578 meter persegi dan berdiri sejak masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I di tahun 1773. Meski begitu, kehadiran Masjid Gedhe Kauman nyatanya tak hanya berfungsi sebagai tempat peribadatan, tetapi juga sebagai lembaga sosial sebagai perwujudan eksistensi kebudayaan Yogyakarta.
Selama masa Ramadan, misalnya, Masjid Kauman kerap menyajikan suguhan takjil istimewa di setiap Kamis dengan sajian menu favorit gulai kambing. Konon menu gulai kambing tersebut sudah menjadi tradisi sejak masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII sebagai bagian dalam syiar Islam sekaligus perbaikan gizi masyarakat.
"Gulai Kambing itu sudah sejak tahun 1958, disaat itu sebagai syiar dari sultan. Saat itu kan kita dapat makan telur seperempat saja sudah sangat istimewa, di situ kan ada gule menarik sekali dan itu sampai sekarang masih kita lestarikan oleh masjid gedhe,” kata Koordinator takjil, Jujuk Inhari Edi pada Minggu (12/05/2019)
Jujuk menambahkan takjil tidak hanya sekedar untuk membatalkan puasa, dibutuhkan kenikmatan agar puasa menjadi lebih bersemangat terutama bagi yang kurang mampu. Selain itu kesehatan juga menjadi pertimbangannya. Sehingga setiap katering yang ingin masuk harus melalui proses seleksi,terutama kesehatan dan kehalalannya.
"Takjil itu tidak cuma hanya pembatal puasa,tapi kenikmatan juga penting selain kesehatan," katanya
Ia pun tidak mempermasalahkan jika ada jemaah yang bahkan tidak berpuasa datang hanya untuk berburu takjil di masjid.
"Tidak masalah, berarti kalau dia sampai seperti itu nggak punya uang benar dia," sambungnya.
Selain menyuguhkan takjil untuk jemaah, takmir masjid juga menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan gratis untuk jemaah. Pemeriksaan kesehatan gratis ini, dimotori dokter-dokter dari Pusat Kesehatan Umat (PKU) Muhammadiyah.
Baca Juga: Uniknya Jam Bencet Di Kompleks Masjid Agung Solo
Kontributor : Rahmad Ali
Berita Terkait
-
Uniknya Jam Bencet Di Kompleks Masjid Agung Solo
-
BMKG: Waspada Potensi Hujan dan Angin Kencang di Sleman dan Gunungkidul
-
Bulan Ramadan, Ini Perubahan yang Terjadi di Lokalisasi Pasar Kembang
-
Tarawih Spesial di Masjid Hijau Cambridge London, Masjid Pertama di Inggris
-
Masjid Sokambang, Saksi Peristirahatan Keluarga Raja Sumenep
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Aktivitas Merapi Meningkat: Awan Panas Sejauh 2 KM, BPPTKG: Masyarakat Jangan Panik, Tapi...
-
Setelah Pembatasan Gagal, Jogja Ambil Langkah Ekstrem: Larang Total Kantong Plastik Sekali Pakai
-
SaveFrom vs SocialPlug Download Speed Comparison: A Comprehensive Analysis
-
Kunjungan ke UGM, Megawati Ragukan Data Sejarah Penjajahan dan Jumlah Pulau Indonesia
-
Bukan Sekadar Antar Jemput: Bus Sekolah Inklusif Kulon Progo Dilengkapi Pelatihan Bahasa Isyarat