SuaraJogja.id - Untuk menyemarakkan bulan suci Ramadan, Perpustakaan Widiyapustaka Pura Pakualaman bekerjasama dengan komunitas Jagongan Naskah menggelar pameran manuskrip Alquran kuno untuk kali pertama kali pada Sabtu dan Minggu (18-19/05/2019) di Gedhong Danawara Pura Pakualaman, Yogyakarta.
Pagelaran Bertajuk "Islam di Pakualaman Membaca Manuskrip Al-Quran Koleksi Kadipaten Pakualaman" memamerkan lima manuskrip Alquran kuno dan satu naskah Jawa Ki Sarahmadu Brajamakutha yang ditulis selama kurun waktu 17 Mei 1832-18 Juni 1833.
"Ini suatu hal yang menggembirakan di Kadipaten Pakualaman untuk pertama kalinya kita menggelar pameran manuskrip koleksi dari Kadipaten Pakualaman sendiri dari koleksi perpustakaan Widiya Pustaka dan dari koleksi Masjid Gedhe Pakualaman," Kata ketua umum Jagongan Naskah Muhammad Bagus Febriyanto Minggu (19/05/2019).
Untuk naskah Jawa Ki Sarahmadu Brajamakutha, Bagus menjelaskan berisi kutipan-kutipan ayat Alquran dan hadits, namun penulisannya tetap menggunakan aksara Arab.
"Naskah Ki Sarahmadu ini bukan Alquran, ini naskah kesusastraan Islam. Kenapa juga kita ikutkan, karena di dalamnya terdapat kutipan-kutipan Alquran atau hadits tetapi penulisannya bukan pakai aksara Arab. Tapi ditulis dengan aksara Jawa, ini juga menarik,” kata Bagus.
Selain itu, Bulan Maret silam juga ditemukan 14 manuskrip Alquran dan beberapa manuskrip lain di Kagungan Dalem Masjid Agung Pakualaman.
"Kabar gembiranya adalah Bulan Maret yang lalu kita menemukan koleksi Alquran yang tersimpan di Masjid Gedhe Pakualaman sebanyak 14 manuskrip Alquran ditambah beberapa manuskrip kitab lain,” cerita Bagus.
Semua manuskrip yang dipamerkan ditulis tangan, kecuali satu manuskrip Alquran cetak dilengkapi terjemahan bahasa Jawa milik Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X
"Juga ada satu koleksi Alquran cetak dengan terjemahan Jawa. Itu kurang lebih cetakan 1920-an itu koleksi pribadi dari Sampeyan Ndalem Kanjeng Gusti Paku Alam X," kata Bagus.
Baca Juga: Bubur India Masjid Pekojan, Tradisi Takjil Saudagar Gujarat
Meski begitu, Bagus menuturkan pihaknya saat ini akan melakukan digitalisasi dan dilakukan sendiri untuk menjaga 251 naskah kuno.
"Untuk digitalisasi, Kadipaten Pakualaman memang kita tangani sendiri. Kita tidak melakukan kerjasama dengan pihak luar, ini demi menjaga harta kekayaannya kita. Kita sudah melakukan sedikit demi sedikit," tutup Bagus.
Kontributor : Rahmad Ali
Berita Terkait
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Profil Vicky Kharisma, Suami Acha Septriasa yang Diisukan Cerai dan Co-parenting
-
Rebalancing MSCI Hari Ini, Saham-saham Ini Diprediksi Masuk Indeks
-
Harga Emas Antam Longsor, Hari Ini Jadi Rp 1.943.000 per Gram
-
Analisis Pengamat: Kepala Daerah Pro-Jokowi Dukung Bendera One Piece, Sinyal Politik?
-
Aib Super League: Empat Klub Kompak Nunggak Gaji Rp 4,3 Miliar!
Terkini
-
Cuma Tangkap Pemain, Bandar Judol DIY Dipertanyakan? Ini Jawaban Tegas Polisi
-
Heboh Mural One Piece di Pos Ronda Sleman jadi Sorotan: Pemuda Ungkap Keresahan Soal Negara
-
Ribuan Seniman "Serbu" Malioboro, Nusantara Menari Hipnotis Yogyakarta
-
Viral Bandar Judol Rugi Akibat Lima Pemain yang Ditangkap di Bantul, Polda DIY Klarifikasi Begini
-
Penyebab Gelombang Tinggi Jogja Terungkap, Bibit Siklon Picu Angin Kencang dan Gelombang Ekstrem