Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Minggu, 30 Juni 2019 | 20:37 WIB
Budayawan Yogyakarta Ahmad Charis Zubair. (Suara.com/Rahmat Ali).

SuaraJogja.id - Puluhan warga yang tergabung dalam Gerakan Persatuan Indonesia (GPI) menggelar Syukuran Budaya Pemilu Damai di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jalan Malioboro Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (30/6/2019).

Sejumlah kelompok kesenian ditampilkan dalam acara ini. Termasuk orasi budaya dari Budayawan Yogyakarta Ahmad Charis Zubair.

Dalam orasinya, Charis meminta kepada semua pihak untuk tidak lagi menggunakan diksi menang-kalah pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu.

"Saya akan menggunakan diksi terpilih dan tidak terpilih. Jadi bukan menang atau kalah, jadi Joko Widodo dan pak Ma'ruf Amin terpilih (menjadi Presiden dan Wakil Presiden). Jadi yang tidak terpilih bukan kalah," ujarnya Minggu (30/6/2019).

Baca Juga: Jokowi-Ma'ruf Dilantik 20 Oktober, KPU Koordinasi dengan MPR

Charis menambahkan, menjelang ditetapkannya Jokowi-Ma'ruf pada Oktober mendatang tidak ada lagi diksi cebong maupun kampret. Demikian pula tidak ada lagi 01 dan 02.

"Tidak ada lagi 01 dan 02 yang ada adalah 03 Persatuan Indonesia," imbuhnya.

Kesenian Tradisional Wong Ireng Dari Gunungkidul. (Suara.com/Rahmat Ali)

"Kita kembalikan si kampret dan cebong itu ke pemiliknya yang sah, yaitu embrio dari katak dan juga kelelawar yang terbang kemana-mana," tambah Charis.

Lantaran itu ia meminta kepada semua pihak dan kepada semua daerah untuk menjadi Yogyakarta sebagai daerah yang damai pasca pemilu beberapa waktu lalu.

Pertunjukan dari Sekolah Seni Alam Yogyakarta. (Suara.com/Rahmat Ali)

"Mudahan Yogyakarta bisa menjadi inspirasi, motivasi bagi perdamaian dan inspirasi bagi kemajuan pembangunan Indonesia. Inspirasi dan motivasi bagi kebahagiaan seluruh bangsa dan kemudian juga kemajuan bangsa dan negara Indonesia di masa yang akan datang," kata dia.

Baca Juga: Jokowi Menanti Kehadiran Prabowo di MPR: Saya akan Sangat Bahagia

Di tempat yang sama, Koordinator GPI Widihasto Wasana Putra menambahkan, pasca putusan sengketa pemilu oleh Mahkamah Konstitusi (MK) beberapa waktu lalu tidak ada lagi takline cebong maupun kampret termasuk kubu 01 maupun 02.

Load More