SuaraJogja.id - Parahnya kekeringan yang terjadi di Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebabkan banyak tanaman padi yang puso. Meski begitu, para petani yang memiliki hewan ternak memanfaatkan padi yang puso tersebut untuk pakan ternak mereka.
Langkah tersebut dilakukan untuk menyiasati mahalnya pakan ternak saat musim kemarau yang terjadi saat ini.
Seorang petani di Kecamatan Patuk Suyanto mengatakan lahannya mengalami kekeringan sehingga tanaman padinya gagal panen.
"Kami sudah ikhlas dan pasrah, karena memang cuacanya tidak bisa diprediksi. Selain itu, tanaman yang gagal panen masih bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak," kata Suyanto seperti dilansir Antara di Gunung Kidul, Kamis (4/7/2019).
Baca Juga: Musim Kemarau, Jumlah Warga yang Terdampak Kekeringan di Banyumas Bertambah
Ia mengatakan sejak pertengahan April silam, wilayahnya sudah tidak mengalami turun hujan. Diakuinya, kondisi cuaca tahun ini, berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya karena turunnya hujan pada tahun lalu tepat waktu.
"Tahun ini, kemarau datang lebih awal. Hal ini tidak terprediksi oleh para petani, sehingga gagal panen tidak dapat dihindari," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunung Kidul Bambang Wisnu Broto mengatakan tanaman-tanaman yang mengalami puso tersebut sudah dicabut oleh para petani biasanya tanaman-tanaman yang gagal panen akan dipergunakan untuk pakan ternak.
"Saat musim kemarau pakan ternak biasanya akan lebih mahal. Untuk mensiasati keluarnya biaya lebih banyak biasanya para petani akan mempergunakan tanaman gagal panen untuk pakan ternak dan hal seperti ini sudah biasa di kalangan petani Gunung Kidul," katanya.
Ia mengatakan pada akhir Mei kekeringan telah berdampak pada 400 hektare lahan pertanian di Gunung Kidul, hingga saat ini jumlah luasan lahan yang terdampak semakin meluas yaitu mencapai 1.918 hektare.
Baca Juga: Pulau Jawa dan Bali Terancam Kekeringan Ekstrem, Ini Daftar Daerahnya
Ia mengatakan puso diakibatkan karena curah hujan sudah tidak muncul lagi di Kabupaten Gunung Kidul. Pada 2019 kali ini curah hujan sangat sedikit sekali karena pada curah hujan muncul baru pada Desember 2018. Kemudian, pertengahan April sudah tidak ada lagi curah hujan.
"Pada tahun ini iklim sangat berbeda dibanding dengan tahun tahun sebelumnya," katanya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 1 Detik Jay Idzes Gabung Sassuolo Langsung Bikin Rekor Gila!
- Selamat Tinggal, Kabar Tak Sedap dari Elkan Baggott
- 12 Kode Redeem FF Hari Ini 6 Juli 2025, Emote dan Skin Senjata Spesial Event Faded Wheel
- Siapa Finn Dicke? Gelandang Keturunan Indonesia Incaran PSSI Latihan Bersama Rafael Struick
- Update Harga Honda Vario Juli 2025, Mending Beli Baru atau Motor Bekas?
Pilihan
-
Daftar Harga Tiket Konser My Chemical Romance Jakarta, Presale Mulai 9 Juli
-
5 Rekomendasi HP NFC Murah Terbaru Juli 2025: Dompet Aman, Transaksi Lancar!
-
7 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Harga di Bawah Rp 3 Juta Terbaik Juli 2025, Pasti Terang!
-
Musim Berburu Siswa Baru: Apa Kabar Sekolah Negeri?
-
Duet Jordi Amat dan Rizky Ridho di Lini Belakang Persija? Mauricio Souza Buka Suara
Terkini
-
BRI Perkuat Peran dalam Green Economy Lewat Green Financing Hingga Capai Rp89,9 Triliun
-
Eksekusi Paksa Satu Rumah di Lempuyangan: Penghuni Layangkan Gugatan, LBH Siap Lawan PT KAI
-
Dari TKI Ilegal ke Kurir Sabu Tisu Basah, Tato Artis Jadi Pintu Masuk Sindikat Internasional
-
Sabu Cair dalam Tisu Basah: Jaringan Narkoba Internasional Gemparkan Yogyakarta!
-
Tisu Basah Berisi Sabu, Polda DIY Ungkap Jaringan Narkoba Lintas Negara di Bandara YIA