SuaraJogja.id - Pemerintah Kota Yogyakarta akan menata pedagang kaki lima (PKL) di sisi sebelah barat Jalan Malioboro. Nantinya, PKL yang sebelumnya berjualan dalam posisi berhadapan akan saling membelakangi.
Rencana penataan tersebut mendapat respon positif dari PKL yang ada di kawasan ikon Kota Yogyakarta tersebut.
"Konsep saling membelakangi atau 'ungkur-ungkuran' tersebut sudah muncul sejak 2015, saat ada pemenang sayembara penataan kawasan Malioboro. Saya kira, semua pedagang kaki lima (PKL) sudah mengetahui. Sosialisasi dan komunikasi juga terus dilakukan," kata Ketua Umum Paguyuban Pedagang Kaki Lima Malioboro hingga Ahmad Yani (Pemalni) Slamet Santoso seperti dilansir Antara di Yogyakarta, Jumat (19/7/2019).
Saat ini, PKL yang berada di sisi barat Jalan Maliboro berjualan di sepanjang koridor di depan toko. PKL yang tergabung dalam Pemalni berjualan dengan menempel toko menghadap timur, sedangkan pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Tri Darma menempati sisi luar koridor menghadap barat.
Baca Juga: Setelah Uji Coba Semi Pedestrian Malioboro, Pemkot Yogyakarta Akan Kaji Ini
Menurutnya, PKL yang tergabung dalam Pemalni pada dasarnya mendukung upaya penataan PKL yang akan dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah DIY dengan menempatkan mereka di sisi luar koridor menghadap ke timur atau menghadap pedestrian yang baru saja direvitalisasi.
Dalam proses penataan tersebut, juga direncanakan penyeragaman gerobak yang digunakan untuk menyimpan barang dagangan agar suasana di Malioboro terlihat lebih rapi.
"Rencananya, penataan akan dilakukan dalam waktu dekat. Kami setuju untuk ditata. Sembari ditata, akan dilakukan evaluasi mengenai kekurangan fasilitas yang harus dipenuhi. Misalnya kanopi atau kebutuhan lain. Untuk penyeragaman gerobak bisa dilakukan secara bertahap," kata Slamet.
Saat ini, jumlah PKL yang tercatat sebagai anggota Pemalni mencapai 444 orang. Seluruhnya sudah memiliki izin.
"Masih ada PKL yang belum masuk basis data, jumlahnya enam pedagang," katanya.
Baca Juga: Evaluasi Uji Coba Perdana Pedestrian Malioboro, Begini Kata Pemprov DIY
Sementara itu, Ketua 3 Paguyuban Pengusaha Malioboro Ahmad Yani (PPMAY) Lukas Mulyono mengatakan rencana penataan PKL dengan posisi saling membelakangi tersebut sangat bagus. Tetapi perlu ada beberapa hal yang dicermati, yakni tidak ada PKL baru yang ikut masuk dalam daftar sebagai PKL yang ditata dan tidak ada PKL liar.
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Demo di Malioboro Februari 2025
-
Wajah Baru Malioboro: Revitalisasi Selesai, Pedagang Teras Malioboro 2 Buka Lapak!
-
Drama Relokasi Teras Malioboro 2: Pedagang Tridharma Vs Pemda, Siapa yang Menang?
-
Apa Itu Lintang Kemukus yang Muncul di Langit Malioboro?
-
'Banyak Bajingan Demo di Tugu Jogja', Warganet Nyaris Tergocek, Ternyata Maksud Sebenarnya Sarat Adab
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja