SuaraJogja.id - Pemda DIY tengah menjajaki strategi baru untuk meningkatkan kunjungan wisatawan Australia.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X pun mengusulkan adanya penerbangan dari maskapai swasta Australia yang transit di Yogyakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke kota lain seperti Bali atau Jakarta
Hal ini penting mengingat wisatawan mancanegara (wisman) asal negara itu jumlahnya masih kecil dibandingkan potensi pasar yang ada.
Setiap tahunnya jumlah wisman Australia yang datang ke Jogja tak lebih dari 10 ribu.
"Wisatawan dari Australia hanya ribuan yang masuk sini [Jogja] karenanya Ngarso Dalem [Sri Sultan] mengusulkan ada maskapai yang transit di YIA," papar Kepala Dinas Pariwisata (Dinpar) DIY, Imam Pratanadi usai pertemuan dengan Duta Besar Australia, Rod Brazier di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (11/8/2025).
Menurut Imam, skema ini diharapkan mempermudah akses, mengurangi waktu tempuh, dan memperluas pasar wisata mancanegara.
Sebab berdasarkan data pariwisata nasional, Australia merupakan salah satu sumber wisatawan internasional terbesar bagi Indonesia.
Sepanjang 2024, ada sekitar 1,67 juta wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia, atau setara 12 persen pangsa pasar internasional.
Namun, hampir seluruhnya memilih Bali sebagai destinasi utama, dengan jumlah kedatangan mencapai lebih dari 474.000 orang hanya dalam periode Januari–April 2025.
Baca Juga: Malioboro Darurat Parkir Ilegal? Wisatawan Kaget Ditarik Rp50 Ribu, Dishub Angkat Bicara
Sebaliknya, Yogyakarta hanya menerima kurang dari 10.000 wisatawan Australia per tahun, meskipun secara keseluruhan kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY terus meningkat.
Data BPS DIY mencatat, pada Mei 2025 jumlah kunjungan wisman ke DIY mencapai 9.699 wisman.
"Kalau penerbangan ini bisa terealisasi, walaupun hanya transit, dampaknya akan sangat signifikan. Yogyakarta bisa menjadi titik hub bagi wisatawan untuk kemudian menjelajah destinasi lain di Indonesia," ujar dia.
Usulan ini akan dikomunikasikan dengan Kementerian Perhubungan RI.
Sebab izin dan kebijakan penerbangan berada di tangan pemerintah pusat.
Imam mengakui prosesnya memerlukan waktu, namun tetap optimistis.
Berita Terkait
-
Kebijakan Royalti Musik Timbulkan Resistensi UMKM, Pemda DIY Siapkan Skema Solusi
-
Target PAD Pariwisata Bantul Terlalu Ambisius? Ini Strategi Dinas untuk Mengejarnya
-
Wisata Bantul Masih Jauh dari Target? Meski Ramai, PAD Baru Tercapai Segini...
-
Dampak Larangan Study Tour: Keraton Jogja Ubah Haluan, Tawarkan Wisata yang Bikin Anak Betah
-
Danais Dipangkas Prabowo, Mesin Pengolah Sampah Rp18 Miliar di DIY Batal
Terpopuler
- Perbandingan Konsumsi BBM Mitsubishi Destinator vs Innova Zenix, Irit Mana?
- FC Volendam Rilis Skuad Utama, Ada 3 Pemain Keturunan Indonesia
- Tukang Jahit Rumahan di Pekalongan Syok "Ditagih" Pajak Rp2,8 Miliar
- Peluang Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026 Makin Besar, Arab Saudi Punya Dua Celah
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 6 Sepatu Jalan Kaki Brand Lokal Terbaik di Bawah 500 Ribu
Pilihan
-
Bos Danantara Sebut Pasar Modal Motor Ekonomi, Prabowo Anggap Mirip Judi
-
Jelang HUT RI! Emiten Tekstil RI Deklarasi Angkat Bendera Putih dengan Tutup Pabrik
-
Update Pemain Abroad: Nathan Tjoe-A-On Debut Pahit, Eliano Menang, Mees Hilgers Hilang
-
Pilih Nomor 21, Jay Idzes Ikuti Jejak Pemain Gagal Liverpool di Sassuolo
-
Christian Adinata Juara Thailand International Series 2025: Comeback Epik Sang Tunggal Putra
Terkini
-
Jejak Bisnis dan Sejarah di Jantung Muhammadiyah: Tur 3 Kampung Ikonik Yogyakarta
-
Humanis, Ini Strategi Yayasan Literasi Desa Tumbuh, LPA Klaten, dan UNICEF Perangi Terorisme
-
Stop Scrolling! Ini Cara Ampuh Atasi Kesepian, Dijamin Lebih Efektif dari Media Sosial
-
Australia Lebih Pilih Bali, Jogja Gigit Jari? Pemda DIY Siapkan Strategi Tarik Minat Wisatawan
-
Animasi 'Merah Putih: One For All' Kaku? Ini Catatan Pedas Dosen ISI untuk Kreator Film Anak