SuaraJogja.id - Menyebut kendaraan tradisional Indonesia, nama becak tampaknya akan sulit dilepaskan dari alat transportasi yang pernah merajai jalanan karena pernah menjadi kendaraan angkut favorit di masanya. Bahkan, bagi Kota Yogyakarta, becak kerap tak terpisahkan dengan Lampu di Jalan Malioboro, andong dan keraton yang menjadi bagian pariwisata kota tersebut.
Kini, seiring teknologi komunikasi yang berkembang pesat dan masifnya angkutan daring dari berbagai penyedia, moda angkut ikon kota budaya ini sedang berada diambang kepunahan, terutama becak kayuh tradisional khas Yogyakarta.
Kekinian, tak banyak pengayuh becak yang bertahan. Mereka beramai-ramai mengubah becak kayuh menjadi becak bermotor (bentor). Meski hingga kini status bentor masih ilegal, namun kenyataannya jumlah kendaraan roda tiga bermesin tersebut terus bertambah. Sementara becak kayuh tradisional semakin hari kian menghilang dari jalanan di Kota Yogyakarta.
Jika merunut pada Surat Edaran Gubernur DIY Nomor 551.2/0316 tertanggal 24 Januari 2003 tentang pelarangan bentor dan juga UU No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan jelas-jelas menyatakan bentor termasuk kendaraan angkut ilegal.
Baca Juga: Pedagang Malioboro Rugi Tak Jualan saat Hari Bebas Kendaraan, Tapi Ikhlas
Persoalan tersebut kemudian berusaha dijawab pemerintah setempat saat agenda Selasa Wagen Malioboro pada Selasa (23/7/2019). Dinas Perhubungan (Dishub) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memperkenalkan Becak Listrik kepada masyarakat. Becak yang diklaim lebih manusiawi ini merupakan salah satu prototipe dari tiga becak yang dimiliki Dishub DIY.
Berbekal baterai kering 1.000 watt, becak ini mampu menempuh jarak 40 kilometer dengan masa isi daya selama empat jam. Cara pengisian daya juga mudah, bisa langsung dengan stop kontak listrik rumahan tanpa perlu adapter khusus.
Becak Listrik ini merupakan hasil penyempurnaan yang dikerjakan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM). Sebelumnya, pada Januari lalu Menteri Jonan telah meluncurkan versi awal becak listrik tersebut di Kampus UGM.
Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DIY Hari Agus Triyono menyampaikan inovasi tersebut menjadi upaya pemerintah DIY untuk mempertahankan becak kayuh tradisional agar lebih manusiawi.
"Karena pengayuh becak tradisional itu kan banyak yang sudah sepuh, kalau mereka dapat orderan jauh kan capek. Harapannya dengan penguat motor listrik ini pengayuh becak bisa mengandalkan motor listrik untuk jarak yang jauh atau berat, dengab demikian secara manusiawi dapat meringankan pekerjaan mereka," papar Hari, disela-sela launching becak listrik di kawasan nol kilometer.
Baca Juga: Penataan PKL Malioboro Tuai Penolakan, Ini Kata Wali Kota Yogyakarta
Hari berharap dengan keberadaan inovasi baru berupa modifikasi becak listrik tersebut bisa memotivasi pengemudi becak-becak motor untuk beralih menggunakan kendaraan kayuh semi listrik yang ada sekarang ini.
Meski begitu, Hari mengaku belum memiliki nama khusus untuk becak tersebut. Hari masih menyebut moda transportasi tersebut dengan becak kayu dengan tenaga penguat alternatif. Lebih lanjut, dia menambahkan, kerjasama dengan UGM akan terus berlangsung dengan keberadaan becak listrik tradisional tersebut.
"Sementara ini jika temen-temen penarik becak akan mengupgrade armada miliknya dengan perkiraan biaya sekitar 10 juta. Sedangkan jika penarik becak ingin meng-upgrade bisa langsung dengan pihak UGM karena saat ini kerjasama provinsi adalah dengan teknik mesin UGM," lanjutnya.
Selain itu, Hari berharap inovasi tersebut akan mendukung kampanye kendaraan bebas polusi, lantaran penguatnya hanya akan dipakai saat dibutuhkan saja.
"Misal jalan menanjak atau jarak yang jauh. intinya becak kayuh yang khas Jogja itu tetap ada," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Cek Fakta: Demo di Malioboro Februari 2025
-
Wajah Baru Malioboro: Revitalisasi Selesai, Pedagang Teras Malioboro 2 Buka Lapak!
-
Drama Relokasi Teras Malioboro 2: Pedagang Tridharma Vs Pemda, Siapa yang Menang?
-
Apa Itu Lintang Kemukus yang Muncul di Langit Malioboro?
-
'Banyak Bajingan Demo di Tugu Jogja', Warganet Nyaris Tergocek, Ternyata Maksud Sebenarnya Sarat Adab
Terpopuler
- Manajer Jelaskan Emil Audero Terkesan 'Hilang' dari Timnas Indonesia
- Erick Thohir Singgung Kevin Diks dan Sandy Walsh: Saya Tidak Tahu
- Manajer Respons Potensi Dean James hingga Joey Pelupessy Rusak Keseimbangan Timnas Indonesia
- Viral Ormas Pemuda Pancasila Segel Pabrik Diduga Karena Tidak Mau Bayar Setoran
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur yang Lagi Pusing gegara Riau Defisit Anggaran
Pilihan
-
Eksklusif Kas Hartadi: Timnas Indonesia Bisa Menang Lawan Australia
-
Lahan di IKN Diperebutkan, DPRD PPU Minta Pemerintah Tidak Tutup Mata: Lindungi Rakyat!
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Terbaik Jelang Lebaran 2025
-
Media Australia: Pemain Naturalisasi Ancam Patriotisme Timnas Indonesia
-
Mobil Elektrifikasi Makin Diminati, Toyota Indonesia Optimistis Ekspor 3 Juta Mobil Tahun Ini
Terkini
-
Jutaan Orang Diprediksi Melintas Sleman saat Lebaran, Infrastruktur Jalur Alternatif Dipersiapkan
-
Bus Dilarang Melintas Kota Jogja untuk Cegah Macet saat Lebaran? Begini Penjelasan Wali Kota
-
Jalur Clongop kerap Longsor, Pemda DIY Baru Gelontorkan Rp15 Miliar untuk Dua Lokasi
-
Efisiensi Pemerintah dan Larangan Studi Tour: Pariwisata Sleman di Ujung Tanduk?
-
Istirahat di Angkringan Berujung Celurit, Pria di Sleman Jadi Korban Pembacokan Brutal