SuaraJogja.id - Yogyakarta Gamelan Festival kembali dihelat, festival bertaraf internasional ini memasuki tahun ke-24 akan digelar 22-24 Agustus 2019 mendatang. Pre-event pertama Yogya Gamelan Festival (YGF) diselenggarakan Senin, (19/8/2019) petang.
Mengangkat kembali filosopi Jawa, sedulur papat limo pancer. YGF menandai pre-event festival ini dengan Gaung Gamelan serentak dari empat penjuru kota Yogyakarta dan kawasan Nol kilometer sebagai titik tengahnya. Sedulur papat limo pancer yang jika dilihat dari segi bahasa kurang lebih memiliki arti empat saudara dan menjadi lima sebagai pusatnya.
Divisi program YGF Sudaryanto menambahkan, dalam setiap tahun pihaknya selalu mengangkat spirit gamelan sebagai Tema utama. Spirit gamelan yang selalu digali agar tidak luntur dari jiwa para seniman apalagi seniman pelaku gamelan.
"Alangkah baiknya spirit gamelan itu bisa diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari karena sangat kental dengan ajaran atau petuah-petuah," papar pria yang juga Master of Gamelan di komunitas gayam 16 ini.
"Keutamaan bahwa gamelan itu tidak bisa dimainkan seorang diri, harus saling menghargai, bekerja sama, saling toleransi antar instrumen gamelan dan masih banyak filosofi lain layaklah kita jadikan terapkan dalam kehidupan," jelasnya.
Kelima komunitas gamelan yang memainkan tabuhan serentak adalah Sedyo Manunggal - Pakem, Pradangga Sawokembar - GKJ Sawokembar, Omah Gamelan - Bambanglipuro, Omah Cangkem - Kasihan, dan HMJ Karawitan Institut Seni Indonesia yang tampil di Kawasan Nol kilometer, Yogyakarta.
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Karawitan Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Agung menyampaikan YGF selalu menjadi pemantik generasi muda yang mencintai budaya, khususnya gamelan.
"Bisa tampil di yogya gamelan festival merupakan sebuah kehormatan bagi komunitas gamelan manapun, apalagi YGF ini merupakan festival internasional yang tiap tahunnya selalu ditunggu," ungkapnya.
Tahun ke-24 YGF mengusung tema New Gamelan, festival internasional ini selalu ingin menciptakan wadah pertemuan pemain dan pecinta gamelan di seluruh dunia. New Gamelan bukan hanya dipandang dari sisi penyajian dengan gaya atau cara baru, melainkan merespon perkembangan tren sekarang yang harus mampu beradaptasi dengan jamannya.
Baca Juga: Yogyakarta Gamelan Festival ke-24 Siap Digelar, Catat Agendanya
Sementara Maryanta, seorang turis asal Polandia yang asik menyaksikan penampilan HMJ Karawitan ISI Yogyakarta di kawasan Nol kilometer mengaku sudah enam kali menyaksikan helatan YGF.
"Enam tahun berturut-turut saya selalu menonton, festival ini selalu menjadi kegemaran saya sejak maih kuliah disini," katanya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik