SuaraJogja.id - Menipisnya rasa kebersamaan dalam kehidupan kota menjadi permasalahan sosial yang dihadapi berbagai daerah di Indonesia. Berkurangnya rasa kebersamaan antarwarga dan juga saling mengenal satu sama lain membuat Warga RW 05 Kampung Rejowinangung di Kotagede Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar acara Kampung Srawung.
'Srawung' yang berarti kumpul atau bersama-sama menjadi fenomena menarik yang digelar di Kampung Rejowinangun. Gelaran yang dilaksanakan untuk kelima kalinya di tahun ini ternyata membangkitkan animo warga.
Semula agenda tersebut hanya digelar sehari, namun kini digelar selama dua hari berturut-turut. Warga yang mengikuti agenda tersebut pun nampak antusias. Mereka bergotong-royong dalam segala hal, mulai dari pembiayaan mandiri hingga menyiapkan segala macam atribut dan instalasi untuk suksesnya penyelenggaraan acara tersebut.
Ketua RW 05 Rejowinangun Luseno Sansibarta mengatakan warganya yang memiliki keragaman pekerjaan semula menutup diri. Namun dengan adanya kegiatan ini, warga mulai melebur dan bergabung dengan warga yang lainnya.
“Dengan adanya Kampung Srawung ini diharapkan bisa tercipta ‘srawung’ atau kebersamaan antar warga, disamping juga untuk 'nguri-nguri budaya' yang semakin menipis dan mengangkat semangat gotong-royong,” ungkapnya seperti diberitakan KRjogja.com-jaringan Suara.com pada Minggu (3/11/2019).
Dalam agenda Kampung Srawung tersebut, rangkaian acara dimulai dengan kirab budaya, dilanjutkan dengan rebutan gunungan, pertunjukan hiburan, sedekah tonggo dan diakhiri dengan kembul bujana.
Masing-masing warga pun larut dan ikut berpartisipasi dalam menyiapkan kembul bujono. Mereka menyajikan aneka hidangan dan makanan tersebut disajikan secara gratis untuk semua warga.
Untuk diketahui, wilayah RW 05 terletak di tengah Kampung Rejowinangun Kotagede. Kampung tersebut dihuni sekitar 500 jiwa penduduk dengan latar belakang yang heterogen.
Baca Juga: Gotong Royong, Warganet Twitter Bantu Gadis Difabel Ini Cari Pekerjaan
Berita Terkait
-
Bangga, Yogyakarta Masuk Daftar Kota Terindah di Asia Berkat Kotagede
-
Usai Ikut Kerja Bakti Bareng Warga, Hendrik Gantung Diri di Teras Rumah
-
Yang Aneh dalam Insiden Pemotongan Nisan Salib di Makam Slamet
-
Salib Nisan Warga Katolik di Jojga Digergaji, Ini Cerita Versi Ketua RT
-
Dorong Semangat Gotong Royong, Jokowi Keluhkan Ego Sektoral
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
Sultan HB X Bertemu KPK: Hakordia 2025 di Jogja dan Kabar Terbaru Korupsi Mandala Krida
-
Jangan Anggap Sepele, Demam Plus Nyeri Betis? Awas Leptospirosis, Sleman Catat 9 Kematian
-
DBD di Sleman Terkendali Berkat Wolbachia? Ini Strategi Dinkes Jaga Efektivitasnya
-
Bahaya! Kasus Leptospirosis di Sleman Renggut 9 Nyawa, Episentrum Bergeser ke Permukiman Padat
-
Generasi Muda Sulit Dapat Pekerjaan Layak, Ekonom UGM: Sistem Belum Berpihak pada Kemampuan Mereka